Sebagai lembaga Pusat Unggulan Iptek Nasional, Pusat Penelitian Karet ikut berpartisipasi dalam kegiatan peringatan Hari Perkebunan Nasional (HARBUNAS) ke-63 tahun yang diadakan oleh Dinas Perkebunan Kabupaten Musi Banyuasin pada tanggal 17 Desember 2020. Kegiatan yang bertema “OPTIMALISASI EKSPORT PERKEBUNAN DALAM UPAYA PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL” yang diadakan di Gedung Opp Room, Sekayu, Musi Banyuasin, dibuka oleh Bupati Kabupaten Musi Banyuasin Bapak Dr. H. Dodi reza Alex Noerdin yang didampingi oleh Kepala Dinas Perkebunan Musi Banyuasin Akhmad Toyibir, S.STP, MM.
Pada kesempatan tersebut Pusat Penelitian Karet telah mempromosikan produk-produk hasil inovasi penelitian unggulan diantaranya adalah bibit karet unggul klon seri IRR, produk sarana produksi pembeku lateks (Deorub) dan formula berbasis bahan nabati (Antico F-96) yang bermanfaat sebagai pengendali gangguan KAS pada tanaman karet serta informasi inovasi yang sudah dituangkan dalam bentuk publikasi buku pedoman teknis budidaya karet, booklet, leaflet dan standing banner.
Pada saat kunjungan ke stand Pusat Penelitian Karet, Bupati Musi Banyuasin menyampaikan apresiasi kepada Pusat Penelitian Karet yang telah berkontribusi menghasilkan teknologi untuk kemajuan perkebunan karet di Kabupaten Musi Banyuasin dan sumatera Selatan khususnya serta Indonesia secara umum. Pada kesempatan tersebut juga disampaikan bahwa teknologi aspal karet yang saat ini sedang diterapkan di kabupaten Musi Banyausin diharapkan mampu menyerap produksi lateks rakyat dan memberi nilai tambah buat petani karet.
ConocoPhillips Indonesia (COPI) bekerja sama dengan Pusat Penelitian Karet Sembawa telah menerapkan konsep CSR yang berkesinambungan dalam bentuk pengembangan komoditas karet bagi masyarakat di wilayah kerjanya. Sejak tahun 2002 Sampai tahun 2006, jumlah petani karet yang telah dibina oleh COPI pernah mencapai 419 orang yang tersebar pada 16 desa di Provinsi Sumatera Selatan dan 8 desa di Provinsi Jambi. Namun sejak tahun 2007, sebanyak 4 desa yaitu desa Babat Banyuasin, Langkap, Bentayan, dan Keluang di Provinsi Sumatera Selatan keluar dari binaan COPI, karena alih kelola wilayah kerja. Dengan demikian jumlah petani bina menjadi 367 orang, yaitu 282 orang di wilayah Grissik Provinsi Sumatera Selatan dan 85 orang di wilayah South Jambi Provinsi Jambi. Sampai tahun 2019 ConocoPhillips telah membina lebih dari 560 petani dengan membangun kebun karet seluas 720 ha, memberikan pelatihan untuk 920 petani. Jumlah desa binaan sebanyak 20 desa, tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Musi Banyuasin.
CSR ConocoPhillips Indonesia (COPI) dengan Pusat Penelitian Karet Sembawa dilakukan melalui kegiatan: a) Pelatihan budidaya karet & dinamika kelompok, b) Penyediaan sarana produksi untuk pembangunan kebun karet dan penyadapan, c) Pelatihan penyadapan, pengolahan, dan pemasaran karet serta, d) Monitoring, bimbingan dan pendampingan teknis di lapangan. Melalui program tersebut, selain petani diharapkan mampu membangun kebun karet yang baik yang dapat meningkatkan produktivitas kebun, juga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarganya, sekaligus berdampak terhadap kemajuan tingkat perekonomian di desa.
CIRAD, PERANCIS
Rubber agroforestry Breeding Initiative for Smallholders (RUBIS PROJECT)
RUbis Project merupakan kerja sama penelitian konsorsium antara Pusat Penelitian Karet dengan Cirad, Perancis dan Universitas Gajah Mada. Kerjasama yang dimulai pada tahun 2021 sampai 2023 tersebut mendapat pendanaan dari Agropollis Foundation, Perancis. Kerja sama tersebut bertujuan untuk mempelajari semua aspek parameter yang akan digunakan sebagai dasar dalam seleksi calon klon-klon karet unggul baru. Sebanyak 55 orang peneliti dari ketiga instutusi tersebut dengan berbagai keahlian seperti social ekonomi, agronomi, pemulia, fisiologis, molekuler dan proteksi tanaman bekerja sama untuk mencapai tujuan tersebut.
Selain RUbis Project, Pusat Penelitian Karet telah melakukan berbagai topik penelitian yang bekerja sama dengan Cirad, Perancis yang telah dimulai dari tahun 2003 hingga saat ini seperti yang tercantum pada Tabel berikut :
2012 – 2021
:
Genome and genetic Analysis of tapping Panel Dryness
2016 – 2021
:
Field of In Vitro Plant Acclimatization Project
2012 – 2014
:
Functional analysis of HbERF-IXc4 and HbERF-IXc5 genes in Hevea brasiliensis, two potential orthologs of ERF1 from Arabidopsis
2010 – 2013
:
Physiological and molecular bases of latex production and tolerance to harvesting stresses in polyclonal trials
2009 – 2014
:
Regulation of the ethylene response factors
2006 – 2010
:
(1) Transfer of the microcutting technique from CIRAD and production of rootstock clone material.
(2) Establishment of molecular and physiology laboratory at Sembawa RC, and study of ethephon on latex production and TPD
2003 - 2005
:
Regulation of the ethylene biosynthetic pathway in Hevea
RIKEN, JEPANG
The Multiple Approaches to Manage Pestalotiopsis Leaf Fall Disease Attacking Rubber Plantation in Indonesia (SATREPS PROJECT)
Kerjasama penelitian ini mendapatkan sumber pendanaan dari JICA, Jepang melalui Kementrian Riset dan Teknologi Indonesia. Penelitian dilakukan pada tahun 2021 – 2023 dan bertujuan untuk mencari metode terbaik dalam pengendalian penyakit gugur daun Pestalotiopsis yang menyerang tanaman karet di Indonesia dan berbagai negara penghasil karet alam lainnya, melalui berbagai pendekatan baik dilaboratorium maupun dilapangan.
YOKOHAMA, JEPANG
Study Molecular Properties of Latex from Several Rubber Clones and Species
Penelitian ini merupakan Kerjasama Pusat Penelitian Karet dengan Yokohama dan Riken, Jepang. Kerjasama dilakukan untuk mempelajari perbedaan karakteristik lateks dari berbagai jenis klon dengan umur yang berbeda, dan informasi tersebut akan digunakan sebagai dasar pemilihan kesesuaian lateks klon dengan produk yang akan dibuat. Kerjasama penelitian dilakukan mulai tahun 2019 sampai 2021.
PT. ROYAL LESTARI UTAMA
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Gugur Daun Pestalotiopsis
Kerjasama penelitian bertujuan untuk mencari metode terbaik untuk mengendalikan serangan penyakit gugur daun Pestalotiopsis. Penelitian dilakukan di Kebun PT. Royal Lestari di Sarolangun, Provinsi Jambi yang dilakukan pada tahun 2020.
PT JAYA TRADE INDONESIA
Bekerja sama dengan PT. Trade Jaya Indonesia dan Pemerintah Daerah kabupaten Banyuasin, Pusat Penelitian Karet telah melakukan pengembangan dan penerapan teknologi aspal karet.
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Penelitian dan pengembangan Perisai Radiasi Pengion Berbasis Bahan Karet
Kerjasama penelitian bertujuan untuk mengembangkan metode aplikasi teknologi nuklir pada material berbasis karet. Kerjasama mulai dilakukan pada tahun 2020.
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA (BMKG)
Kerjasama Pusat Penelitian Karet dengan BMKG bertujuan untuk meningkatkan sinergi, efisiensi dan kualitas penelitian, pengembangan dan penerapan teknologi hilir karet untuk mendukung bidang Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika. Kesepakatan Kerjasama ditandatangani pada tahun 2020.
PUSAT PENELITIAN METALURGI DAN MATERIAL – LIPI
Kerjasama bertujuan untuk melakukan penelitian, pengembangan dan penerapan nanoteknologi dalam bidang pra panen dan pasca panen komoditas tanaman karet. Kerjasama mulai dilakukan pada tahun 2020.
PT. BUKAKA FORGING INDUSTRIES
Kerjasama Pusat Penelitian Karet dengan PT. Bukaka Forging Industries dilakukan untuk mendiseminasikan teknologi manufaktur produk karet bantalan tahan gempa di industry barang jadi karet. Kerjasama mulai dilakukan pada tahun 2020.
INOVASI TEKNOLOGI UNTUK RAKYATPada tanggal 2 Desember 2020, Pusat Penelitian Karet bekerja sama dengan SKK Migas - ConocoPhillips (Grissik) Ltd. (CPGL), mengadakan webinar. Webinar ini merupakan bagian dari kegiatan pembinaan petani di wilayah kerja CPGL pada kondisi Pandemi Covid 19. Webinar diikuti oleh sebanyak kurang lebih 40 orang petani bina CPGL mulai dari Angkatan 2013 – Angkatan 2019. Tema yang diangkat pada webinar kali ini adalah “Peningkatan Produksi Getah Karet untuk Mendukung Pengolahan Barang Jadi”. Webinar menghadirkan dua orang pembicara dari Pusat Penelitian Karet. Pembicara pertama, Martini Aji, S.P., memberikan materi mengenai Penerapan Prinsip Dasar Penyadapan untuk Mendukung Hilirisasi Karet Rakyat. Selanjutnya pembicara kedua, Afrizal Vachlepi, S.TP., M.T., memberikan materi mengenai Hilirisasi Karet Alam berbasis Lateks. Dipimpin oleh moderator Dr. Tri Rapani Febbiyanti, diskusi berjalan dengan baik dan suasana hangat sangat terasa di antara petani bina, peserta webinar. Melalui webinar ini diharapkan petani bina dapat menerapkan prinsip penyadapan sesuai rekomendasi sehingga produksi dapat ditingkatkan. Selanjutnya dengan produksi tersebut, petani dapat menginisiasi terbentuknya unit pengolahan barang jadi karet berbasis lateks di tingkat petani.
Program Bina Karet Rakyat (BIKARA) merupakan komitmen Pusat Penelitian Karet untuk terus mendampingi petani dalam mendukung industri karet yang lebih baik dan berkelanjutan. BIKARA merupakan program adopsi dari kegiatan corporate social responsibility (CSR) yang dilaksanakan Perusahaan ConocoPhillips Indonesia (COPI) bekerja sama dengan Pusat Penelitian Karet Sembawa (sebelumnya Balai Penelitian Sembawa). Kegiatan ini telah dilakukan sejak tahun 2002 untuk pengembangan komoditas karet bagi masyarakat di wilayah kerja COPI.
ConocoPhillips Indonesia (COPI) bekerja sama dengan Pusat Penelitian Karet Sembawa telah menerapkan konsep CSR yang berkesinambungan dalam bentuk pengembangan komoditas karet bagi masyarakat di wilayah kerjanya. Sejak tahun 2002 Sampai tahun 2006, jumlah petani karet yang telah dibina oleh COPI pernah mencapai 419 orang yang tersebar pada 16 desa di Provinsi Sumatera Selatan dan 8 desa di Provinsi Jambi. Namun sejak tahun 2007, sebanyak 4 desa yaitu desa Babat Banyuasin, Langkap, Bentayan, dan Keluang di Provinsi Sumatera Selatan keluar dari binaan COPI, karena alih kelola wilayah kerja. Dengan demikian jumlah petani bina menjadi 367 orang, yaitu 282 orang di wilayah Grissik Provinsi Sumatera Selatan dan 85 orang di wilayah South Jambi Provinsi Jambi. Sampai tahun 2019 ConocoPhillips telah membina lebih dari 560 petani dengan membangun kebun karet seluas 720 ha, memberikan pelatihan untuk 920 petani. Jumlah desa binaan sebanyak 20 desa, tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Musi Banyuasin. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa rata-rata tingkat keberhasilan kebun petani di wilayah bina Provinsi Sumatera Selatan sudah mencapai 81% (Gambar 1).
Gambar 1. Foto Kegiatan Pembangunan Kebun Karet dan Pelatihan Petani ConocoPhillips
Program Bina Karet Rakyat (BIKARA) untuk pengembangan komoditas karet, dilakukan melalui kegiatan: a) Pelatihan budidaya karet & dinamika kelompok, b) Penyediaan sarana produksi untuk pembangunan kebun karet dan penyadapan, c) Pelatihan penyadapan, pengolahan, dan pemasaran karet serta, d) Monitoring, bimbingan dan pendampingan teknis di lapangan. Melalui program tersebut, selain petani diharapkan mampu membangun kebun karet yang baik yang dapat meningkatkan produktivitas kebun, juga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarganya, sekaligus berdampak terhadap kemajuan tingkat perekonomian di desa.
Dampak langsung yang diharapkan dari penerapan program Bina Karet Rakyat (BIKARA) adalah meningkatnya tingkat adopsi teknologi karet anjuran dari Pusat Penelitian Karet, meliputi beberapa komponen teknologi yaitu: bahan tanam, klon unggul, jarak tanam, lubang tanam, pewiwilan, pengendalian gulma, dan penyadapan. Selain itu, program ini diharapkan dapat memberikan multiplier effect bagi petani di sekitar petani binaan.
Pada penerapannya, program Bina Karet Rakyat (BIKARA) akan melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
Studi karakterisasi calon petani dan calon lahan
Pelatihan teknis budidaya karet & dinamika kelompok
Bantuan pembangunan kebun karet untuk petani, berupa:
bibit karet klon unggul yang dipasok dari Pusat Penelitian Karet Sembawa
kawat duri untuk pagar kebun
pupuk, dan herbisida sampai tanaman karet berumur 2 tahun
belerang dan papan nama
Menjelang sadap, petani yang kebunnya berhasil akan memperoleh pelatihan penyadapan, serta pengolahan dan pemasaran bokar
Monitoring dan supervisi kebun oleh Puslit Karet Sembawa secara rutin
Sebagai salah satu bentuk apresiasi terhadap petani yang kebunnya berhasil, setiap tahun akan dilakukan berbagai acara seperti Sadap Perdana, Temu Lapang, dan Sarasehan.
Melakukan studi dampak penerapan program untuk mengidentifikasi dampak teknis, sosial, ekonomi, dan pengembangan wilayah yang terjadi di lapangan.
Seleksi calon petani dan lahan mengacu pada persyaratan yang lazim digunakan yaitu:
Persyaratan calon petani bina:
Petani sudah membuka lahan untuk penanaman karet
Petani menetap di desa atau di lokasi kebun yang akan diusahakan.
Petani berumur 17-50 tahun, sudah berkeluarga dan relatif miskin.
Tidak sedang bekerja sebagai karyawan tetap, guru, atau pekerjaan lain yang memerlukan curahan tenaga kerja penuh seperti supir, dan buruh. Calon petani bina dengan status PKWT (Pegawai Kurun Waktu Tertentu) dapat diusulkan sebagai petani bina.
Memiliki potensi tenaga kerja keluarga yang dapat membantu kegiatan usahatani, misalnya isteri dan anak.
Belum pernah mendapat paket bantuan kebun karet.
Persyaratan lahan untuk kebun:
Lahan tidak masuk wilayah kehutanan atau perusahaan
Lahan adalah milik petani yang ditunjukkan dengan bukti kepemilikan lahan berupa sertifikat, Surat Keterangan dari Kepala Desa, atau surat jual beli tanah
Lokasi dapat dijangkau, minimal dengan kendaraan roda 2
Lokasi datar sampai agak bergelombang dan tidak tergenang
Maksimum berjarak 2 km dari rumah petani, terletak di jalan utama desa dengan jarak kebun dari jalan utama maksimal 200 m.
Karet alam secara umum dikenal oleh berbagai kalangan sebagai suatu material yang dapat digunakan untuk pembuatan produk yang digunakan di sektor otomotif, konstruksi dan manufaktur, seperti ban kendaraan bermotor, aksesoris kendaraan bermotor, bantalan jembatan/jalan layang (bridge bearing), bantalan sandaran kapal di darmaga (dock fender), dan bantalan tahan gempa (seismic bearing). Di Indonesia, dari sekitar 16% karet alam Indonesia yang digunakan untuk konsumsi dalam negeri, sekitar 80% nya digunakan pada 3 sektor ini oleh pihak industri.
Namun seiring dengan pandemi Covid 19 di seluruh dunia, industri di 3 sektor ini termasuk ke dalam 5 besar sektor industri bersama industri penerbangan/maritim dan industri pariwisata yang mengalami guncangan dalam jangka pendek dan berpotensi mati dengan adanya kebijakan lock down, social distancing, WFH maupun PSBB, termasuk di Indonesia.
Pembatasan-pembatasan tersebut sangat berdampak pada kelangsungan di 3 sektor industri ini, dari segi kemampuan berproduksi dan turunnya permintaan. Kemampuan produksi menurun, dikarenakan jumlah karyawan berkurang dengan kebijakan WFH dan beberapa bahan baku industri tersebut harus diimpor dari luar negeri yang sulit didapatkan karena distribusi terganggu dan harga yang tidak stabil. Dari segi permintaan juga menurun, karena terutama di sektor otomotif adalah sektor yang dapat ditunda pembeliannya oleh konsumen selain daya beli konsumen secara umum juga menurun dengan PHK di berbagai sektor industri lainnya
Banyak industri yang tidak bisa bertahan, namun menurut Mey dan Ridder (2020) dari Board of Innovation, masih ada sektor industri yang bertahan dan bahkan 15% sektor industri ini diperkirakan akan terus tumbuh dikarenakan justru mendapatkan “dampak positif” dari pandemi Covid 19 ini. Industri mana sajakah itu?
Selain industri e-commerce dan TIK yang diuntungkan dengan pola video conference, belanja daring dan pembelajaran jarak jauh, industri di sektor kesehatan juga mendapatkan keuntungan besar dengan adanya kekhawatiran masyarakat akan penularan covid19 yang sangat cepat. Selain obat obatan, peralatan pelindung diri dari penyebaran virus corona menjadi produk dengan tingkat permintaan pasar yang tinggi seperti masker, hand sanitizer, pakaian APD dan sarung tangan.
Dari sektor kesehatan ini, ternyata karet alam pun memegang peranan besar dalam pemenuhan permintaan yang meningkat tersebut. Di balik lesunya industri karet di sektor otomotif, konstruksi dan manufaktur, muncul produk produk karet yang dapat digunakan pada sektor kesehatan, antara lain sarung tangan, kondom, bulb dan blader untuk alat tensi darah, serta kateter foley.
Tren permintaan sarung tangan karet global meningkat setiap kali terjadi wabah penyakit di dunia, tidak hanya pandemi Covid 19, ketika terjadi wabah SARS (Tahun 2002-2003), H5N1 (Tahun 2006-2008) dan H1N1 (2009-2010) terjadi lonjakan produksi sarung tangan akibat pertambahan permintaan. Kapasitas produksi nasional sarung tangan karet saat ini sebesar 8,6 milyar pcs dengan realisasi produksi dari 6 industri sarung tangan di Indonesia sebesar 6,88 milyar pcs dengan nilai penjualan dalam negeri berkisar 10-20 %, sisanya diekspor untuk memenuhi permintaan sarung tangan karet dunia.
Kondom sangat efektif untuk mencegah penyakit menular seksual termasuk HIV. Penggunaan kondom dapat mengurangi resiko penularan hingga 80%. Kondom juga digunakan sebagai alat untuk mencegah kehamilan atau mengontrol kelahiran dengan efektifitas hingga 98%. Kebutuhan kondom di Indonesia mencapai 1 juta gros kondom per tahun. Kondom produksi lokal hanya mencapai 400 rb gros, sehingga sisanya masih perlu diimpor.
Blader pada tensimeter/sphygmomanometer adalah kantung yang dapat mengembang dengan bantuan bulb hingga dapat menekan tangan untuk mengukur tekanan darah. Terbuat dari karet alam dengan teknik pencelupan. Pasar tensimeter cukup besar dikarenakan telah menjadi alat kesehatan yang penting di rumah sakit, klinik bahkan di rumah tangga. Tensimeter mudah digunakan dan dioperasikan, bahkan sudah ada yang bertipe digital. Setiap tensimeter membutuhkan 1 karet blader. Kebutuhan tensimeter domestik mencapai 200 rb pcs per tahun dan saat ini dipenuhi oleh produk impor, padahal industri lokal telah mampu mengekspor 15o rb pcs blader per bulan ke 30 negara lain.
Kateter foley atau biasa disebut kateter balon adalah alat medis untuk mengosongkan kandung kemih terutama pada pasien yang akan operasi namun pergerakan terbatas, setelah operasi kandung kemih, atau yang berpenyakit kesulitan mengeluarkan urine dari kandung kemih. Biasanya kateter foley dihubungkan dengan urine bag atau urinemeter. Diproduksi dari karet alam yang dilapisi silikon untuk menghilangkan resiko kerak (encrustion).
Dengan potensi besar yang dimiliki oleh produk karet alam di sektor kesehatan, terdapat tantangan yang dapat mengurangi penggunaan karet alam di dunia medis terutama pada penggunaan yang kontak langsung dengan kulit atau tubuh manusia, yaitu isu protein allergen dan nitrosamin pada produk berbahan dasar karet alam. Kedua isu inilah yang kemudian memunculkan kompetitor bagi karet alam sebagai bahan pembuat sarung tangan, yaitu sarung tangan nitril yang grafik penggunaannya semakin menaik akhir akhir ini, termasuk di Top Glove, sebagai industri sarung tangan no 1 di dunia.
Protein allergen adalah respon sistem imun terhadap protein tertentu yang terdapat pada lateks karet alam. Reaksi alergi yang hanya muncul pada beberapa orang saja ini ditandai dengan munculnya ruam, rasa gatal, bercak merah di kulit, dan gejala pernapasan yang jika berlanjut pada reaksi alergi yang disebut anafilaksis dapat menyebabkan kematian bila tidak segera ditangani. Masalah protein allergen dalam produk lateks karet alam ini dapat diatasi dengan teknologi deproteinasi pada lateks karet alam dengan menggunakan urea, papain atau enzim proteolitik. Dapat juga dilakukan dengan proses yang dilakukan di pabrik sarung tangan atau kondom, berupa pencucian (leaching), klorinasi (chlorination), ataupun pelapisan dengan polimer lain (polymer coating).
Sedangkan nitrosamin adalah senyawa yang terdapat pada produk lateks karet alam yang bersifat karsinogenik. Keberadaan nya diduga berasal dari bahan pencepat (accelerator) yang digunakan dalam sistem vulkanisasi konvensional yang menggunakan belerang. Untuk mengatasinya dapat menggunakan alternatif sistem vulkanisasi yang bebas bahan pencepat, seperti sistem vulkanisasi peroksida.
Alternatif untuk menyelesaikan dua masalah tersebut adalah dengan mengunakan teknologi iradiasi dengan mengunakan sinar gamma atau berkas elektron (electron beam). Dengan menggunakan teknologi radiasi ini tidak lagi diperlukan bahan kimia pemvulkanisasi untuk melakukan vulkanisasi dalam pembuatan barang jadi karet, ikatan silang antar molekul karet terbentuk dengan bantuan radiasi. Dengan cara ini, protein yang terdapat pada lateks karet alam pun ikut terdenaturasi sebagai efek dari radiasi. Teknologi ini dapat memecahkan dua masalah sekaligus yaitu protein allergen dan nitrosamin yang menghantui prospek penggunaan lateks karet alam di sektor kesehatan.
Pusat Penelitian Karet bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Musi Banyuasin dan PT. Jaya Trade Indonesia telah membangun unit pertama pengolahan aspal karet berbasis lateks terpravulkanisasi di Indonesia. Unit tersebut diresmikan oleh Gubernur Sumatera Selatan didampingi Bupati Musi Banyuasin, Kepala Pusat Penelitian Karet dan berbagai pihak terkait pada hari Senin, 26 Oktober 2020 di Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Pada kesempatan tersebut juga dilakukan uji gelar aspal karet jalan desa Muara Teladan, Sekayu. Bupati Musi Banyuasin, Dr. Dodi Reza Alex Nurdin, menyampaikan bahwa dengan teknologi aspal karet yang dihasilkan oleh Pusat Penelitian Karet tersebut diharapkan mampu membantu peningkatan harga dan penyerapan lateks petani karet khususnya di Sumatera Selatan. Ditambahkan oleh Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Musi Banyuasin, Iskandar, bahwa ke dapannya di tahun 2021 direncanakan Musi Banyuasin akan menggunakan aspal karet sepanjang 30 – 40 KM dengan anggaran sekitar 50 – 100 milyar rupiah.Unit Pengolahan aspal karet tersebut mampu memproduksi 45 ton aspal karet per hari sehingga kebutuhan lateks pravulkanisasinya adalah sekitar 3 ton per hari. Volume ini setara dengan pembuatan jalan nasional dengan sepanjang 1 km dengan lebar 7 meter. Dengan berdirinya unit produksi aspal karet ini diharapkan menjadi awal yang baik dalam penerapan aspal karet oleh pemerintah baik pusat maupun daerah di Indonesia.
Berdirinya unit pengolahan aspal karet yang merupakan hasil Kerjasama Pemkab Musi Banyuasin dan PT Jaya Trade Indonesia ini tidak lain adalah hasil penelitian Pusat Penelitian Karet Bersama dengan Pusjatan yang didukung oleh kementerian Riset dan teknologi dan Kementerian Perindustrian adalah wujud peran serta anak bangsa pada pengembangan IPTEK sekaligus mendongkrak pemanfaatan karet dalam negeri untuk memberikan nilai tambah bagi petani karet pada khususnya.