28/12/2024

adminv1

INOVASI TEKNOLOGI UNTUK RAKYAT

INOVASI TEKNOLOGI UNTUK RAKYATPada tanggal 2 Desember 2020, Pusat Penelitian Karet bekerja sama dengan SKK Migas - ConocoPhillips (Grissik) Ltd. (CPGL), mengadakan webinar. Webinar ini merupakan bagian dari kegiatan pembinaan petani di wilayah kerja CPGL pada kondisi Pandemi Covid 19. Webinar diikuti oleh sebanyak kurang lebih 40 orang petani bina CPGL mulai dari Angkatan 2013 – Angkatan 2019. Tema yang diangkat pada webinar kali ini adalah “Peningkatan Produksi Getah Karet untuk Mendukung Pengolahan Barang Jadi”. Webinar menghadirkan dua orang pembicara dari Pusat Penelitian Karet. Pembicara pertama, Martini Aji, S.P., memberikan materi mengenai Penerapan Prinsip Dasar Penyadapan untuk Mendukung Hilirisasi Karet Rakyat. Selanjutnya pembicara kedua, Afrizal Vachlepi, S.TP., M.T., memberikan materi mengenai Hilirisasi Karet Alam berbasis Lateks. Dipimpin oleh moderator Dr. Tri Rapani Febbiyanti, diskusi berjalan dengan baik dan suasana hangat sangat terasa di antara petani bina, peserta webinar. Melalui webinar ini diharapkan petani bina dapat menerapkan prinsip penyadapan sesuai rekomendasi sehingga produksi dapat ditingkatkan. Selanjutnya dengan produksi tersebut, petani dapat menginisiasi terbentuknya unit pengolahan barang jadi karet berbasis lateks di tingkat petani.

PROGRAM BINA KARET RAKYAT (BIKARA)

Program Bina Karet Rakyat (BIKARA) merupakan komitmen Pusat Penelitian Karet untuk terus mendampingi petani dalam mendukung industri karet yang lebih baik dan berkelanjutan. BIKARA merupakan program adopsi dari kegiatan corporate social responsibility (CSR) yang dilaksanakan Perusahaan ConocoPhillips Indonesia (COPI) bekerja sama dengan Pusat Penelitian Karet Sembawa (sebelumnya Balai Penelitian Sembawa). Kegiatan ini telah dilakukan sejak tahun 2002 untuk pengembangan komoditas karet bagi masyarakat di wilayah kerja COPI.

ConocoPhillips Indonesia (COPI) bekerja sama dengan Pusat Penelitian Karet Sembawa telah menerapkan konsep CSR yang berkesinambungan dalam bentuk pengembangan komoditas karet bagi masyarakat di wilayah kerjanya.  Sejak tahun 2002 Sampai tahun 2006, jumlah petani karet yang telah dibina oleh COPI pernah mencapai 419 orang yang tersebar pada 16 desa di Provinsi Sumatera Selatan dan 8 desa di Provinsi Jambi. Namun sejak tahun 2007, sebanyak 4 desa yaitu desa Babat Banyuasin, Langkap, Bentayan, dan Keluang di Provinsi Sumatera Selatan keluar dari binaan COPI, karena alih kelola wilayah kerja. Dengan demikian jumlah petani bina menjadi 367 orang, yaitu 282 orang di wilayah Grissik Provinsi Sumatera Selatan dan 85 orang di wilayah South Jambi Provinsi Jambi.  Sampai tahun 2019 ConocoPhillips telah membina lebih dari 560 petani dengan membangun kebun karet seluas 720 ha, memberikan pelatihan untuk 920 petani.  Jumlah desa binaan sebanyak 20 desa, tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Musi Banyuasin. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa rata-rata tingkat keberhasilan kebun petani di wilayah bina Provinsi Sumatera Selatan sudah mencapai 81% (Gambar 1).


Gambar 1. Foto Kegiatan Pembangunan Kebun Karet dan Pelatihan Petani ConocoPhillips 

Program Bina Karet Rakyat (BIKARA) untuk pengembangan komoditas karet, dilakukan melalui kegiatan:  a) Pelatihan budidaya karet & dinamika kelompok, b) Penyediaan sarana produksi untuk pembangunan kebun karet dan penyadapan, c) Pelatihan penyadapan, pengolahan, dan pemasaran karet serta, d) Monitoring, bimbingan dan pendampingan teknis di lapangan. Melalui program tersebut, selain petani diharapkan mampu membangun kebun karet yang baik yang dapat meningkatkan produktivitas kebun, juga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarganya, sekaligus berdampak terhadap kemajuan tingkat perekonomian di desa.

Dampak langsung yang diharapkan dari penerapan program Bina Karet Rakyat (BIKARA) adalah meningkatnya tingkat adopsi teknologi karet anjuran dari Pusat Penelitian Karet, meliputi beberapa komponen teknologi yaitu: bahan tanam, klon unggul, jarak tanam, lubang tanam, pewiwilan, pengendalian gulma, dan penyadapan.  Selain itu, program ini diharapkan dapat memberikan multiplier effect  bagi petani di sekitar petani binaan. 

Pada penerapannya, program Bina Karet Rakyat (BIKARA) akan melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

  1. Studi karakterisasi calon petani dan calon lahan 
  2. Pelatihan teknis budidaya karet & dinamika kelompok
  3. Bantuan pembangunan kebun karet untuk petani,  berupa: 
  • bibit karet klon unggul yang dipasok dari Pusat Penelitian Karet Sembawa
  • kawat duri untuk pagar kebun 
  • pupuk, dan herbisida sampai tanaman karet berumur 2 tahun
  • belerang dan papan nama
  1. Menjelang sadap, petani yang kebunnya berhasil akan memperoleh pelatihan penyadapan, serta pengolahan dan pemasaran bokar
  2. Monitoring dan supervisi kebun oleh Puslit Karet Sembawa secara rutin 
  3. Sebagai salah satu bentuk apresiasi terhadap petani yang kebunnya berhasil, setiap tahun akan dilakukan berbagai acara seperti Sadap Perdana, Temu Lapang, dan Sarasehan.
  4. Melakukan studi dampak penerapan program untuk mengidentifikasi dampak teknis, sosial, ekonomi, dan pengembangan wilayah yang  terjadi di lapangan.

Seleksi calon petani dan lahan mengacu pada persyaratan yang lazim digunakan yaitu:

Persyaratan calon petani bina:

  • Petani sudah membuka lahan untuk penanaman karet 
  • Petani menetap di desa atau di lokasi kebun yang akan diusahakan.
  • Petani berumur 17-50 tahun, sudah berkeluarga dan relatif miskin.
  • Tidak sedang bekerja sebagai karyawan tetap, guru, atau pekerjaan lain yang memerlukan curahan tenaga kerja penuh seperti supir, dan buruh. Calon petani bina dengan status PKWT (Pegawai Kurun Waktu Tertentu) dapat diusulkan sebagai petani bina. 
  • Memiliki potensi tenaga kerja keluarga yang dapat membantu kegiatan usahatani, misalnya isteri dan anak.
  • Belum pernah mendapat paket bantuan kebun karet. 

Persyaratan lahan untuk kebun:

  • Lahan tidak masuk wilayah kehutanan atau perusahaan
  • Lahan adalah milik petani yang ditunjukkan dengan bukti kepemilikan lahan berupa sertifikat, Surat Keterangan dari Kepala Desa, atau surat jual beli tanah
  • Lokasi dapat dijangkau, minimal  dengan kendaraan roda 2
  • Lokasi datar sampai agak bergelombang dan tidak tergenang 
  • Maksimum berjarak 2 km dari rumah petani, terletak di jalan utama desa dengan jarak kebun dari jalan utama maksimal 200 m.

 Kelti Sosial Ekonomi Pusat Penelitian Karet


PRODUK-PRODUK INDUSTRI KESEHATAN BERBASIS KARET ALAM

Karet alam secara umum dikenal oleh berbagai kalangan sebagai suatu material yang dapat digunakan untuk pembuatan produk yang digunakan di sektor otomotif, konstruksi dan manufaktur, seperti ban kendaraan bermotor, aksesoris kendaraan bermotor, bantalan jembatan/jalan layang (bridge bearing), bantalan sandaran kapal di darmaga (dock fender), dan bantalan tahan gempa (seismic bearing). Di Indonesia, dari sekitar 16% karet alam Indonesia yang digunakan untuk konsumsi dalam negeri, sekitar 80% nya digunakan pada 3 sektor ini oleh pihak industri.

Namun seiring dengan pandemi Covid 19 di seluruh dunia, industri di 3 sektor ini termasuk ke dalam 5 besar sektor industri bersama industri penerbangan/maritim dan industri pariwisata yang mengalami guncangan dalam jangka pendek dan berpotensi mati dengan adanya kebijakan lock down, social distancing, WFH maupun PSBB, termasuk di Indonesia. 

Pembatasan-pembatasan tersebut sangat berdampak pada kelangsungan di 3 sektor industri ini, dari segi kemampuan berproduksi dan turunnya permintaan. Kemampuan produksi menurun, dikarenakan jumlah karyawan berkurang dengan kebijakan WFH dan beberapa bahan baku industri tersebut harus diimpor dari luar negeri yang sulit didapatkan karena distribusi terganggu dan harga yang tidak stabil. Dari segi permintaan juga menurun, karena terutama di sektor otomotif adalah sektor yang dapat ditunda pembeliannya oleh konsumen selain daya beli konsumen secara umum juga menurun dengan PHK di berbagai sektor industri lainnya

Banyak industri yang tidak bisa bertahan, namun menurut Mey dan Ridder (2020) dari Board of Innovation, masih ada sektor industri yang bertahan dan bahkan 15% sektor industri ini diperkirakan akan terus tumbuh dikarenakan justru mendapatkan “dampak positif” dari pandemi Covid 19 ini. Industri mana sajakah itu?

Selain industri e-commerce dan TIK yang diuntungkan dengan pola video conference, belanja daring dan pembelajaran jarak jauh, industri di sektor kesehatan juga mendapatkan keuntungan besar dengan adanya kekhawatiran masyarakat akan penularan covid19 yang sangat cepat. Selain obat obatan, peralatan pelindung diri dari penyebaran virus corona menjadi produk dengan tingkat permintaan pasar yang tinggi seperti masker, hand sanitizer, pakaian APD dan sarung tangan. 

Dari sektor kesehatan ini, ternyata karet alam pun memegang peranan besar dalam pemenuhan permintaan yang meningkat tersebut. Di balik lesunya industri karet di sektor otomotif, konstruksi dan manufaktur, muncul produk produk karet yang dapat digunakan pada sektor kesehatan, antara lain sarung tangan, kondom, bulb dan blader untuk alat tensi darah, serta kateter foley.

Tren permintaan sarung tangan karet global meningkat setiap kali terjadi wabah penyakit di dunia, tidak hanya pandemi Covid 19, ketika terjadi wabah SARS (Tahun 2002-2003), H5N1 (Tahun 2006-2008) dan H1N1 (2009-2010) terjadi lonjakan produksi sarung tangan akibat pertambahan permintaan. Kapasitas produksi nasional sarung tangan karet saat ini sebesar 8,6 milyar pcs dengan realisasi produksi dari 6 industri sarung tangan di Indonesia sebesar 6,88 milyar pcs dengan nilai penjualan dalam negeri berkisar 10-20 %, sisanya diekspor untuk memenuhi permintaan sarung tangan karet dunia. 

Kondom sangat efektif untuk mencegah penyakit menular seksual termasuk HIV. Penggunaan kondom dapat mengurangi resiko penularan hingga 80%. Kondom juga digunakan sebagai alat untuk mencegah kehamilan atau mengontrol kelahiran dengan efektifitas hingga 98%. Kebutuhan kondom di Indonesia mencapai 1 juta gros kondom per tahun. Kondom produksi lokal hanya mencapai 400 rb gros, sehingga sisanya masih perlu diimpor. 

Blader pada tensimeter/sphygmomanometer adalah kantung yang dapat mengembang dengan bantuan bulb hingga dapat menekan tangan untuk mengukur tekanan darah. Terbuat dari karet alam dengan teknik pencelupan. Pasar tensimeter cukup besar dikarenakan telah menjadi alat kesehatan yang penting di rumah sakit, klinik bahkan di rumah tangga. Tensimeter mudah digunakan dan dioperasikan, bahkan sudah ada yang bertipe digital. Setiap tensimeter membutuhkan 1 karet blader. Kebutuhan tensimeter domestik mencapai 200 rb pcs per tahun dan saat ini dipenuhi oleh produk impor, padahal industri lokal telah mampu mengekspor 15o rb pcs blader per bulan ke 30 negara lain.

Kateter foley atau biasa disebut kateter balon adalah alat medis untuk mengosongkan kandung kemih terutama pada pasien yang akan operasi namun pergerakan terbatas, setelah operasi kandung kemih, atau yang berpenyakit kesulitan mengeluarkan urine dari kandung kemih. Biasanya kateter foley dihubungkan dengan urine bag atau urinemeter. Diproduksi dari karet alam yang dilapisi silikon untuk menghilangkan resiko kerak (encrustion).

Dengan potensi besar yang dimiliki oleh produk karet alam di sektor kesehatan, terdapat tantangan yang dapat mengurangi penggunaan karet alam di dunia medis terutama pada penggunaan yang kontak langsung dengan kulit atau tubuh manusia, yaitu isu protein allergen dan nitrosamin pada produk berbahan dasar karet alam. Kedua isu inilah yang kemudian memunculkan kompetitor bagi karet alam sebagai bahan pembuat sarung tangan, yaitu sarung tangan nitril yang grafik penggunaannya semakin menaik akhir akhir ini, termasuk di Top Glove, sebagai industri sarung tangan no 1 di dunia.

Protein allergen adalah respon sistem imun terhadap protein tertentu yang terdapat pada lateks karet alam. Reaksi alergi yang hanya muncul pada beberapa orang saja ini ditandai dengan munculnya ruam, rasa gatal, bercak merah di kulit, dan gejala pernapasan yang jika berlanjut  pada reaksi alergi yang disebut anafilaksis dapat menyebabkan kematian bila tidak segera ditangani. Masalah protein allergen dalam produk lateks karet alam ini dapat diatasi dengan teknologi deproteinasi pada lateks karet alam dengan menggunakan urea, papain atau enzim proteolitik. Dapat juga dilakukan dengan proses yang dilakukan di pabrik sarung tangan atau kondom, berupa pencucian (leaching), klorinasi (chlorination), ataupun pelapisan dengan polimer lain (polymer coating).

Sedangkan nitrosamin adalah senyawa yang terdapat pada produk lateks karet alam yang bersifat karsinogenik. Keberadaan nya diduga berasal dari bahan pencepat (accelerator) yang digunakan dalam sistem vulkanisasi konvensional yang menggunakan belerang. Untuk mengatasinya dapat menggunakan alternatif sistem vulkanisasi yang bebas bahan pencepat, seperti sistem vulkanisasi peroksida.

Alternatif untuk menyelesaikan dua masalah tersebut adalah dengan mengunakan teknologi iradiasi dengan mengunakan sinar gamma atau berkas elektron (electron beam). Dengan menggunakan teknologi radiasi ini tidak lagi diperlukan bahan kimia pemvulkanisasi untuk melakukan vulkanisasi dalam pembuatan barang jadi karet, ikatan silang antar molekul karet terbentuk dengan bantuan radiasi. Dengan cara ini, protein yang terdapat pada lateks karet alam pun ikut terdenaturasi sebagai efek dari radiasi. Teknologi ini dapat memecahkan dua masalah sekaligus yaitu protein allergen dan nitrosamin yang menghantui prospek penggunaan lateks karet alam di sektor kesehatan.



INOVASI UNTUK NEGERI PERESMIAN UNIT PENGOLAHAN ASPAL KARET BERBASIS LATEKS TERPRAVULKANISASI DAN UJI GELAR ASPAL KARET DI KABUPATEN MUSI BANYUASIN, SUMATERA SELATAN

Pusat Penelitian Karet bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Musi Banyuasin dan PT. Jaya Trade Indonesia telah membangun unit pertama pengolahan aspal karet berbasis lateks terpravulkanisasi di Indonesia. Unit tersebut diresmikan oleh Gubernur Sumatera Selatan didampingi Bupati Musi Banyuasin, Kepala Pusat Penelitian Karet dan berbagai pihak terkait pada hari Senin, 26 Oktober 2020 di Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Pada kesempatan tersebut juga dilakukan uji gelar aspal karet jalan desa Muara Teladan, Sekayu. Bupati Musi Banyuasin, Dr. Dodi Reza Alex Nurdin, menyampaikan bahwa dengan teknologi aspal karet yang dihasilkan oleh Pusat Penelitian Karet tersebut diharapkan mampu membantu peningkatan harga dan penyerapan lateks petani karet khususnya di Sumatera Selatan. Ditambahkan oleh Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Musi Banyuasin, Iskandar, bahwa ke dapannya di tahun 2021 direncanakan Musi Banyuasin akan menggunakan aspal karet sepanjang 30 – 40 KM dengan anggaran sekitar 50 – 100 milyar rupiah.Unit Pengolahan aspal karet tersebut mampu memproduksi 45 ton aspal karet per hari sehingga kebutuhan lateks pravulkanisasinya adalah sekitar 3 ton per hari. Volume ini setara dengan pembuatan jalan nasional dengan sepanjang 1 km dengan lebar 7 meter. Dengan berdirinya unit produksi aspal karet ini diharapkan menjadi awal yang baik dalam penerapan aspal karet oleh pemerintah baik pusat maupun daerah di Indonesia.

Berdirinya unit pengolahan aspal karet yang merupakan hasil Kerjasama Pemkab Musi Banyuasin dan PT Jaya Trade Indonesia ini tidak lain adalah hasil penelitian Pusat Penelitian Karet Bersama dengan Pusjatan yang didukung oleh kementerian Riset dan teknologi dan Kementerian Perindustrian adalah wujud peran serta anak bangsa pada pengembangan IPTEK sekaligus mendongkrak pemanfaatan karet dalam negeri untuk memberikan nilai tambah bagi petani karet pada khususnya.

Proses pengaspalan jalan menggunakan aspal karet

Peresmian oleh Gubernur Sumatera Selatan dan Bupati Musi Banyuasin

Kata Sambutan dari Gubernur Sumatera Selatan

Kata Sambutan dari Bupati Musi Banyuasin

Konferensi Pers Peresmian Instalasi Pengolahan Aspal Karet

Tim Pusat Penelitian Karet bersama dengan PUPR dan BAPPEDA Musi Banyuasin

Jurnal Nasional

Jurnal International

Publikasi

Buku Saptabina Usahatani Karet Rakyat
Halaman : 145

Info Harga Bisa Menghubungi

Contact : Dwi Shinta Agustina, S.P., MSc. : Hp 0813 6792 3648

Buku Anasisi Kinerja dan Prospek Komoditas Karet

Buku Diversifikasi Usahatani Kopi dan Kakao (Berbasis Tanaman Karet Dengan Sistem Jarak Tanam Ganda)

Buku Abstrak Hasil Penelitian Periode 2012 - 2017

Buku Abstrak Hasil Penelitian Periode 2007 - 2012

Buku 455 Info Padu Padan Teknologi Merajut Asa Ketangguhan Agribisnis Karet

Buku Pengelolaan Bahan Tanam Karet

Buku 100 Langkah Bijak Usahatani Karet

Buku Penyakit Tanaman Karet dan Pengendaliannya

Booklet Persiapan Lahan dan Penanaman Karet di Lapangan

Booklet Penyakit jamur Akar Putih

Booklet Pola Usahatani Karet Terpadu

Booklet Rekomendasi Pemupukan Tanaman Karet

Booklet Pengolahan Bahan Olah Karet (BOKAR)

Penghargaan

Penghargaan

Pusat Penelitian Karet ditetapkan sebagai Pusat Unggulan IPTEK pada Tahun 2020

Sertifikat KNAPPP
Sertifikat Akreditasi KNAPP

Sertifikat Hak Perlindungan Varietas Tanaman IRR 220
Sertifikat Hak Perlindungan Varietas Tanaman IRR 220

Sertifikat Hak Perlindungan Varietas Tanaman IRR 230
Sertifikat Hak Perlindungan Varietas Tanaman IRR 230