23/11/2024

Berita

KUNJUNGAN POLYPLANT SA KE PT RPN-PPKKI DALAM RANGKA PEMBAHASAN RISET SOMATIC EMBRIOGENESIS KOMODITAS PERKEBUNAN

Founder Polyplant SA, Dr. Alain Chevee sekaligus CEO, Dr. Petiard melakukan kunjungan ke PT Riset Perkebunan Nusantara, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia di Jember, Rabu 31 Januari 2024 dalam rangka Pembahasan Riset Somatic Embriogenesis Komoditas Perkebunan. Kunjungan ini disambut baik oleh Kepala Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Dini Astika Sari, M. Biotech beserta jajarannya.

Polyplant SA adalah perusahaan produsen bibit kultur jaringan di Swiss yang memasok bibit kopi ke Starbucks. Dr. Petiard beserta rombongan terlebih dahulu meninjau Laboratorium Kultur Jaringan yang berada di Kantor Puslitkoka  kemudian bersama-sama meninjau kondisi kebun dan nursery  kopi dan kakao yang ada dikawasan Puslitkoka, Kaliwining.

Dalam pertemuannya Puslitkoka dan Polyplant SA bersama membahas kerjasama riset somatic embriogenesis di komoditas perkebunan khususnya kopi dan kakao yang diawali Dengan penyampaian overview oleh Dr. Petiard tentang Polyplant SA dan program untuk kopi dan kakao di Indonesia. Selanjutnya selaku Kepala Puslitkoka Ibu Dini Astika Sari, M. Biotech menyampaikan perkembangan penelitian terkait varietas unggul kopi dan kakao di Puslitkoka.

Dengan adanya kunjungan Polyplant SA ini diharapkan dapat mewujudkan kerja sama penelitian untuk menghasilkan inovasi baru perbanyakan bahan tanaman kopi dan kakao yang unggul.

Keterangan Lebih Lanjut:

Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia

Telp : 0331757130

Email : iccri@iccri.net

Peran PPTK-PT RPN dalam “Launching “CERTEAFIED” Standar Teh Indonesia

Dewan Teh Indonesia (DTI) meluncurkan Standar Teh Indonesia (STI) - CERTEAFIED di Pekalongan, 27 Januari 2024  disaksikan oleh para stakeholder dan insan pertehan Indonesia, mulai dari pelaku produsen yang diwakili oleh ATI dan APTEHINDO, ARTI, pelaku rantai pasok para trader dan packer, berbagai brand owner teh lokal Indonesia terutama yang banyak berasal di wilayah Jawa Tengah, pemerintah setempat serta para pemerhati teh dan media partner. Pekalongan dipilih sebagai tempat soft launching STI didasarkan pada 60% industri hilir dan konsumen teh tersentra di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya.

Launching STI “CERTEAFIED” juga menjadi tonggak dari kebangkitan teh Indonesia yang bertepatan dengan 200 tahun biji teh ditanam dan dikembangkan di Indonesia pertama kali. Logo STI dikawal dengan 3 “gunungan” yang menyimbolkan harmoni antara alam dan manusia, dimana teh merupakan pohon kehidupan.

Dalam proses perumusan dan penyusunan STI CERTEAFIED ini, Pusat Penelitian Teh dan Kina memainkan peran penting sebagai Leader dalam perumusan dan penyusunan modul STI CERTEAFIED ini. Kepala PPTK sekaligus ex officio Ketua bidang litbang DTI, M. Akmal Agustira dan Pimpro STI menyampaikan bahwa penyusunan STI ini merupakan standar yang sangat singkat, lahir dari tuntutan para stakeholder teh untuk keberlanjutan teh Indonesia yang terutama di ”drive” dari market demand. Pusat Penelitian Teh dan Kina sebagai satu unit dari
PT Riset Perkebunan Nusantara
berkomitmen untuk memenuhi kebetuhan stakeholders melalui pelayanan dan jasa konsultasi yang didukung oleh peneliti yang profesional di bidangnya. Proses lahirnya STI ini merupakan hasil kerja dari kolaborasi berbagai pihak dengan menyatukan berbagai mindset kebutuhan para pelaku industri teh seperti asosiasi produsen dan rantai pasok, akademisi, NGO, dan tentunya litbang. Sinergi antara peran Litbang DTI dengan para pelaku rantai nilai teh sangat dibutuhkan dalam upaya mempercepat proses inovasi dan teknologi untuk pembangunan industri teh nasional yang berkelanjutan.

Ketua Umum DTI, Dr. Rachmad Gunadi menuturkan Standar Teh Indonesia ini hadir untuk menjawab berbagai isu-isu strategis yang berkembang sangat dinamis di industri teh Indonesia dan global saat ini dan ke depan. Keberlanjutan industri dan bisnis teh Indonesia bisa diwujudkan bila seluruh rantai pasok industri teh Indonesia dapat memahami serta menerapkan praktek-praktek keberlanjutan yang baik dalam pengelolaan perkebunan teh, memperhatikan lingkungan dan orang yang bekerja di dalamnya, industri hilir mendapat pasokan teh yang cukup dan konsumen dapat menikmati dan percaya akan produk teh yang dibelinya.

Lebih lanjut, Dr. Rachmad Gunadi mengungkapkan bahwa keberadaan STI diharapkan dapat meningkatkan keseimbangan manfaat yang diterima dari setiap rantai pasok teh melalui peningkatan kualitas diikuti dengan harga yang lebih baik serta semakin memperluas akses pasar produk teh Indonesia di pasar lokal dan ekspor. STI ini juga dapat menjadi salah satu alternatif non tarrif barrier atas semakin meningkat dan beragamnya produk teh impor ke Indonesia. Selain itu, hadirnya STI juga untuk membranding citra teh Indonesia di kalangan konsumen lokal untuk mencintai dan meningkatkan konsumsi teh berkualitas yang berasal dari negeri sendiri.

Pada momen peluncuran CERTEAFIED juga dilakukan peluncuran asosiasi-asosiasi baru, yaitu Asosiasi Es Teh Indonesia (ASET Indonesia) dan Asosiasi Konsultan Teh Indonesia (AKTI) serta penandatanganan MoU antara DTI dengan KORNAS Pemuda Tani memperkuat perjuangan industri teh Indonesia untuk bangkit bersama-sama mengembalikan kejayaan teh Indonesia. Semakin banyaknya generasi baru Milenial dan Zilenial yang andil terjun langsung dalam industri hilir teh dapat mendorong terbuka luasnya peluang industri hulu teh untuk bangkit dan menggairahkan kembali industri teh Indonesia, yang salah satunya dimotori oleh para pelaku yang tergabung dalam Asosiasi Es Teh Indonesia. Kebutuhan industri yang semakin beragam menuntut para ahli teh untuk lebih lincah dan peka dalam menjawab berbagai tuntutan di lapangan, untuk itulah AKTI ini hadir untuk mempercepat transformasi adaptasi berbagai perkembangan yang terjadi di industri teh lokal dan global. Sekjend DTI, Agus Supriyadi menguatkan bahwa kehadiran asosiasi-asosiasi di pertehan Indonesia ini memberi arti penting bagi DTI sebagai wadah dalam seluruh stakeholders agribisnis teh yang senantiasa akan terus berperan untuk memperjuangkan aspirasi dan mensinergikan kepentingan pelaku industri teh nasional dalam mewujudkan sistem dan usaha agribisnis teh yang berdaya saing dan berkelanjutan.

Dalam rangkaian Launching STI CERTEAFIED juga dimeriahkan dengan kegiatan Kampanye Teh bertempat di Lapangan Mataram Pekalongan, untuk lebih memperkenalkan, mengedukasi serta mempromosikan produk-produk teh lokal Indonesia yang berkualitas sehingga masyarakat senang mengkonsumsi dan mencintai produk teh lokal. Dalam kegiatan ini juga memperkenalkan Standar Teh Indonesia CERTEAFIED dan menggaungkan lifestyle minum teh yang sehat dan berkualitas.

Keterangan Lebih Lanjut:

Pusat Penelitian Teh dan Kina

Telp: +6222 5928186

Ponsel: +6281772863764

email: secretariat@iritc.org

KUNJUNGAN DEWAN KOMISARIS PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

Pasuruan, 23 Januari 2024. Dewan Komisaris PTPN III (Persero) melakukan kunjungan kerja ke PT Riset Perkebunan Nusantara (PT RPN) – Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) pada Selasa, 23 Januari 2024.

Pada kunjungan kerja dilakukan oleh Bapak Zulkifli Zaini selaku Komisaris Utama beserta Bapak Wisto Prihadi selaku Dewan Komisaris Holding Perkebunan Nusantara, PT Perkebunan Nusantara III (Persero). Rombongan didampingi oleh segenap Komite Audit.

Turut hadir pula Bapak Fauzi Omar selaku Direktur Operasional PT Perkebunan Nusantara I (Supporting Co), Bapak Subagyo selaku Regional Head 4 PTPN I, Bapak Winarto selaku Regional Head 5 PTPN I. Rombongan diterima oleh Bapak Misnawi selaku SEVP II PT Riset Perkebunan Nusanatara beserta segenap jajaran di unit Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia.

Dewan Komisaris melakukan monitoring kinerja pada salah satu unit kerja, yakni PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN)-Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) dengan agenda diskusi dan kunjungan fasilitas di P3GI Pasuruan. Bapak Komisaris Utama menyampaikan arahan terkait target peningkatan laba gula PTPN III Holding melalui peningkatan supply bahan tanaman tebu yang berkualitas dan perbaikan teknis di bidang on farm.

Beberapa pemaparan yang disampaikan antara lain profil PT RPN – P3GI, pendapatan & customer mapping PT RPN-P3GI, Dukungan PT RPN-P3GI untuk program Swasembada Gula, Penyediaan Benih Bermutu, Dukungan program Food Estate Mearauke, dan penguatan PT RPN-P3GI sebagai Lembaga Riset.

Dalam sesi pemaparan ini, terjalin diskusi bersama Dewan Komisaris mengenai penyediaan benih bermutu melalui program perakitan varietas tebu unggul, perbanyakan dengan kultur jaringan hingga menghasilkan benih bermutu (bersertifikat, murni dan sehat. Selain itu, disampaikan pula beberapa contoh Varietas Unggul Baru yang telah dirilis berdasarkan SK Kementerian Pertanian pada tanggal 6 April 2023 yang dihasilkan oleh PT RPN-P3GI antara lain PSBM 971, PSNX 052, PSXI 943, PSNusantara 053, PSKA 062 dan PSKA 095. Pembahasan benih ini menjadi poin penting dalam pertemuan hari ini sebagai langkah awal dalam mendukung hasil riset penelitian P3GI dan strategi dalam perbaikan on farm serta peningkatan laba gula PTPN III Persero.

Agenda kunjungan ditutup dengan monitoring fasilitas antara lain : rumah kaca, kebun bibit tebu, stasiun klimatologi, eksperimental plan/pabrik gula mini dan Museum Gula Indonesia. Bentuk bahan tanam tebu seperti bud set, bud chip, bagal mata 1 & 2, serta kultur jaringan disajikan di sekitar area rumah kaca sebagai informasi jenis benih yang selama ini dimanfaatkan oleh industri gula.

Perundingan Perdagangan Indonesia Hadapi European Deforestation-Free Regulation (EUDR): Tantangan, Kesiapan, dan Strategi

CIREBON - Pada 19 Desember 2023, telah dilaksanakan perhelatan forum diskusi bertajuk "Perundingan Perdagangan Indonesia Hadapi European Deforestation-Free Regulation (EUDR): Tantangan, Kesiapan, dan Strategi" yang berlangsung di Cirebon. Forum ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kesiapan Indonesia dalam menghadapi kebijakan EUDR dan menyusun serangkaian rekomendasi strategis dan langkah adaptasi untuk mengatasi dampak kebijakan tersebut bagi perdagangan subsektor perkebunan.

Dalam perundingan tersebut, Direktur Perdagangan, Perindustrian, Komoditas, dan Kekayaan Intelektual Kementerian Luar Negeri Ditya Agung Nurdianto menyampaikan hasil kajian Kementerian Luar Negeri terkait penerapan EUDR. Pemerintah Indonesia menilai penerapan EUDR melanggar International Environmental Commitment dan berpotensi merugikan petani kecil serta tidak mengakui upaya perlindungan lingkungan Indonesia. “Selain itu, penurunan tingkat deforestasi Indonesia pada periode 2021-2022 tidak diakui, dan kriteria benchmarking EUDR dianggap melanggar ketentuan WTO,” ujar Ditya.

Penerapan EUDR juga dianggap berpotensi menurunkan penjualan komoditas perkebunan di Indonesia. Adapun komoditas yang terpengaruh antara lain adalah minyak sawit, karet alam, kopi, dan kakao. Ekspor komoditas perkebunan Indonesia ke UE pada beberapa tahun belakangan memang mengalami penurunan signifikan, seperti karet yang mengalami penurunan ekspor sebesar 50% pada periode Januari–Oktober 2022.

Asisten Direktur Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Angga Eko Emzar mengungkapkan, komoditas karet Indonesia saat ini mempunyai share yang relatif kecil bagi industri di UE sehingga berpotensi digantikan competitor dari negara lain. Hal tersebut dapat diketahui dari pergerakan volume ekspor dan produksi Cote d’Ivoire, Vietnam, dan Thailand yang menunjukkan adanya substitusi proporsi ekspor dan produksi ketika Indonesia dan Malaysia mengalami penurunan volume. “Selain itu, kami melihat negara kompetitor di Afrika memiliki berbagai keunggulan, di antaranya adalah jarak yang lebih dekat ke Eropa dan harga cup lump yang lebih murah,” ungkap Angga.

Dalam menghadapi EUDR, ada beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh pelaku industri karet di Indonesia, di antaranya, yaitu menyusun Joint Task Force dengan negara produsen lain melalui asosiasi internasional komoditas untuk Menyusun platform sertifikasi produk untuk karet, kopi, dan kakao yang diakui oleh UE, serta melakukan dialog dan diplomasi guna pengakuan atas platform sertifikasi produk yang dibentuk.

Selain itu, pelaku industri karet dapat melakukan upaya percepatan program di dalam negeri, antara lain adalah:

1. Percepatan database Perusahaan Industri karet, kopi, kakao melalui Siperibun

2. Percepatan pendataan pekebun karet, kopi, kakao melalui e-STDB sebagai bahan traceability.

3. Penyusunan dan penerapan sertifikasi produk berkelanjutan (IS COCOA, IS COFFEE, SNARPI)

4. Pengentasan permasalahan komoditas dalam negeri, terutama pada tingkat on farm

Forum diskusi ini menjadi platform bagi para pemangku kepentingan untuk berdiskusi secara komprehensif, menyatukan pandangan, dan merumuskan langkah-langkah konkret dalam menghadapi regulasi EUDR yang kompleks. Pemerintah Indonesia terus berkomitmen untuk melindungi kepentingan petani kecil dan menjaga keberlanjutan sektor perkebunan dalam menghadapi perubahan regulasi global.

Dr. Radite Tistama

Peneliti Agronomi dan Fisiologi

Pusat Penelitian Karet

Telp: +6711 7439493

Ponsel: +6281361215741

Email: ppksembawa@puslitkaret.co.id

PERESMIAN RUMAH KACA RISET PUSAT PENELITIAN KARET DARI PROYEK SATREPS

Pusat Penelitian Karet (Indonesian Rubber Research Institute) – PT Riset Perkebunan Nusantara pada hari Senin, 27 November 2023 telah melaksanakan peresmian rumah kaca dengan pengguntingan pita  yang dilakukan oleh Dr. Minami Matsui dari RIKEN dan Dr. Suroso Rahutomo selaku Kepala Pusat Penelitian Karet. 

Peserta  yang hadir pada kesempatan ini adalah  Mr. Mashiro Hatsu dan Ms. Misa Masuda dari Japan Science and Technology Agency (JST), Dr. Minami Matsui, Dr Wee Dee Ong dari Riken Japan, Dr. Masafumi Shimizu, Dr. Yoshiharu Yamamto, Dr. Stephany Angelia Tumewu dari Gifu University Japan, Dr, Masahiko Ota dari Nagasaki University Japan, Dr, Retno Lestari dari Universitas Indonesia, Mr. Satoru Mitani dan Ms. Sheny Marliana SS, dan Dr. Thomas Wijaya dari Japan International Collaboration Agency (JICA) dan dari Puslit Karet yaitu Dr. Tri Rapani Febbiyanti, Dr. Radite Tistama, Aprizal Alamsyah M.Si., Sayurandi, M.Si., Iman Satra Nugraha, S.E., Martini Aji, M.Si, Andrea Akbar, S.P., Teknisi, dan Laboran.

Rumah kaca riset yang dilengkapi dengan penstabilan suhu dan kelembaban, intensitas cahaya, pengkabutan (misting) dan pemberian nutrisi, dan generator otomatis bertujuan untuk mendukung penelitian di Puslit Karet   yang berjudul “Development of Complex Technologies for Prevention and Control of Rubber Tree Leaf Fall Diseases”.

Penelitian tersebut merupakan proyek SATREPS (Science and Technology Research Partnership for Sustainable Development) yang didanai oleh JST bersama dengan JICA dan merupakan kolaborasi antara Pusat Penelitian Karet, RIKEN Japan, Universitas Indonesia dan Gifu University. Adapun tujuan dari penelitian tersebut yaitu untuk mendapatkan teknologi mengatasi penyakit gugur daun karet yang saat ini menjadi masalah dan menurunkan produksi karet nasional. 

Dalam sambutannya Dr. Suroso Rahutomo mengucapkan terima kasih karena Pusat Penelitian Karet telah dipercaya untuk ikut serta dalam proyek SATREPS. ”Dengan diresmikannya rumah kaca ini maka akan memperlancar kegiatan penelitian di PPK sehingga teknologi untuk pencegahan dan pengendalian Penyakit Gugur Daun Pestalotiopsis pada Tanaman Karet dapat segera diperoleh”, ujar Kepala Pusat Penelitian Karet.

Dr. Mitani Satoru dari pihak JICA juga menyampaikan terima kasih atas kolaborasi antar pihak dalam kerja sama ini yang terjalin dengan sangat baik sekaligus penyambutan hangat yang diberikan oleh Puslit Karet. Kedepannya, Dr. Mitani Satoru berharap masing-masing output dari kerja sama riset ini sesuai dengan yang diharapkan.

---

Keterangan Lebih Lanjut:

Dr. Radite Tistama

Dr. Tri Rapani Febbiyanti

Peneliti Proteksi Tanaman

Pusat Penelitian Karet

Telp: +6711 7439493

Ponsel: +6281361215741, +6281368739028

email: ppksembawa@puslitkaret.co.id

EKSPOSE HASIL RISET UNGGULAN DAN GELAR TEKNOLOGI

Perkebunan mempunyai peranan yang penting dan strategis dalam pembangunan nasional, terutama dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat, penerimaan devisa negara, penyediaan lapangan kerja, perolehan nilai tambah dan daya saing, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan baku industri dalam negeri serta optimalisasi pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.

Dalam mendukung peranan tersebut, salah satu upaya yang dilakukan PT RPN yaitu berfokus pada bidang penelitian yang dapat dijadikan hal utama untuk mendukung Operational excellence untuk mencapai sasaran kinerja Perusahaan dan keberlanjutan bisnis PTPN Grup termasuk
PT RPN. Tentunya dalam pelaksanaan hal tersebut tidak lepas dari dukungan Holding PTPN III (Persero) yang berkomitmen memberikan pendanaan kegiatan riset yang sudah dilakukan sejak tahun 2022.  Melalui pendanaan tersebut, terdapat 17 riset yang dihasilkan dan beberapa telah memasuki tahap akhir, sehingga untuk pemaparan hasil dan kemajuan dari 17 riset tersebut dilakukan pada kegiatan Ekspose Hasil Riset Unggulan sekaligus Gelar Teknologi Hasil Penelitian yang dilaksanakan selama dua hari yaitu pada 21 s.d. 22 November 2023 bertempat di Gedung Agro Plaza Lt. 18.

Acara tersebut dilaksanakan secara Hybrid dan dihadiri sejumlah 220 undangan dari berbagai entitas perusahaan baik secara online maupun offline. Dalam acara ini hadir secara offline Asisten Deputi (Asdep) Industri Perkebunan dan Kehutanan Kementerian BUMN, Bapak Rachman Ferry Isfianto; Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Bapak Mohammad Abdul Ghani, Komisaris Utama PT RPN, Bapak Sjukrianto Yulia; Jajaran Board of Advisory IPI, Bapak Joefly Joesoef Bahroeny dan Bapak Firdaus Ali; serta Direktur PTPN IV, Bapak Sucipto Prayitno.  

Adapun rangkaian acara hari pertama pada 21 November 2023 yaitu penandatanganan Surat Perjanjian Kerja Sama (SPK) dan launching produk teknologi Nusaklim, yakni peranti stasiun deteksi iklim otomatis, NusaGis (layanan pemetaan lahan), dan OPA (Oil Palm Assistant), dan rangkaian acara hari kedua pada 22 November 2023 yaitu pemaparan 17 hasil riset unggulan PTPN Grup yang disampaikan oleh peneliti-peneliti terbaik PT RPN.

 “Acara Ekspose hasil riset unggulan dan gelar teknologi PT Riset Perkebunan Nusantara ini merupakan ajang yang baik bagi peserta untuk saling bertukar informasi dan berdiskusi mengenai kemajuan kegiatan riset yang dilakukan oleh PT Riset Perkebunan Nusantara, di antaranya dalam kerjasamanya dengan PT Perkebunan Nusantara Group, Selain itu, acara ini merupakan kesempatan yang baik bagi para peserta untuk berdiskusi mengenai kebutuhan riset yang diperlukan oleh para pemangku kepentingan industri perkebunan” Ungkap Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) dalam sambutan saat pembukaan acara.

Hal tersebut sejalan dengan Welcoming Speech Direktur PT RPN, Iman Yani Harahap yang berharap dalam kegiatan ini akan banyak sekali wawasan yang berharga yang akan membantu siapa saja dalam pengambilan keputusan dan perencanaan berbasis riset di masa depan.

Dalam kesempatan yang sama, Asisten Deputi Bidang Industri Perkebunan dan Kehutanan Kementerian BUMN, Rachman Ferry Isfianto, mengapresiasi upaya riset dan pengembangan yang telah dilakukan PTPN Group. “Kita yakin bahwa riset perkebunan ini akan bermanfaat untuk kita semua,” ujarnya.

Ferry berharap, dengan berbagai upaya yang telah dan akan dilakukan manajemen perusahaan, performa PTPN Group ke depan bisa terus meningkat dan tumbuh berkelanjutan. “Kita punya tantangan untuk membuka lahan baru sebagai food estate, dan ini bagian dari yang dulunya hutan. Oleh karena itu, terus tingkatkan produktivitas, kualitas, dan keberlanjutan dari inti bisnis PTPN,” imbuhnya.

PT Riset Perkebunan Nusantara mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi sehingga acara “Ekspose Hasil Riste Unggulan dan Gelar Teknologi PT RPN” berjalan dengan sebaik-baiknya dan harapannya dapat membawa manfaat bagi PTPN Group, Negara dan Masyarakat.

---

Keterangan Lebih Lanjut:

Syahrizani Sidadolog

Divisi Sekretariat

PT Riset Perkebunan Nusantara

Ponsel: +6285361031099

WEBINAR REGULASI DAN KEBIJAKAN TEH NASIONAL DALAM RANGKA

MENUJU DIES NATALIS PPTK KE-51

SUSTAINABILITEA UNTUK EKSISTENSI TEH INDONESIA

Rabu, 22 November 2023

22 November 2023 – Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) yang merupakan Cabang Unit PT Riset Perkebunan Nusantara menggelar Webinar Regulasi dan Kebijakan Teh dengan Tema “Sustainabilitea untuk Eksistensi Teh Indonesia” dalam rangka menuju Dies Natalis PPTK ke-51 yang dihadiri sebanyak 82 peserta webinar, Rabu (23/11/2023).

Kepala Pusat Penelitian Teh dan Kina dalam sambutannya mengatakan bahwa PPTK sebagai lembaga penelitian dan pengembangan satu-satunya di Indonesia yang berfokus pada komoditas teh memiliki peran dan posisi yang strategis untuk memfasilitasi kajian dan diskusi ilmiah dalam rangka merumuskan rekomendasi kebijakan teh nasional.  “Pentingnya eksistensi PPTK untuk keberlanjutan teh Indonesia” ujarnya.

Sejalan dengan sambutan Kepala PPTK,  para narasumber webinar, Ibu Kralawi Sita (PPTK), Bapak Slamet Bangsadikusumah (Ketua Umum GPP Jabar-Banten) dan Bapak Farid Amir (Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan) mengungkapkan bahwa industri teh Indonesia mengalami kinerja on farm yang semakin menurun meliputi luas areal, produksi dan kualitas, serta diikuti kinerja dinamika perdagangan ekspor yang cenderung turun dan sebaliknya impor meningkat, hal tersebut semakin memperkuat urgensi pelaksanaan webinar ini.

Adapun yang menjadi tantangan pada eksistensi komoditas ini yaitu rantai nilai hulu atau produsen sampai dengan retail konsumen akhir memiliki pertambahan nilai gap margin manfaat yang cukup besar. Selain itu, risiko disrupsi global dapat berupa penurunan ekonomi negara tujuan ekspor, harga komoditas yang berfluktuasi, harga input yang mahal, menguatnya tensi geopolitik, perubahan preferensi tenaga kerja, perubahan iklim, dan perubahan preferensi konsumen.

“Guna mengatasi permasalahan teh nasional sekaligus menangkap peluang agribisnis teh perlu diberlakukan Regulasi dan Kebijakan Teh Nasional secara komprehensif dan menyeluruh sehingga diharapkan dapat mengatasi permasalahan teh nasional dari hulu sampai hilirnya” ungkap Ketua APTEHINDO, Nugroho B. Koesnohadi dalam sambutannya.

Diskusi pada webinar ini menghasilkan rumusan pentingnya kebijakan safeguards prioritas, meliputi ; 1) kebijakan peningkatan produksi untuk pemenuhan konsumsi domestik dan peluang ekspor; 2) kebijakan perlindungan lahan dari aktivitas okupasi liar dan alih fungsi yang kurang sesuai dengan carrying capacity; 3) kebijakan input produksi (pemberlakuan upah dan dukungan subsidi pupuk dan energi); 4) kebijakan penyesuaian tarif dan penerapan non-tarif barrier untuk proteksi produk impor teh ke Indonesia; 5) kebijakan skema pembiayaan lain non APBN untuk pengembangan industri teh nasional seperti BPDP Non Sawit.

Dengan terlaksananya Webinar ini, Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) berharap dapat membantu dan menjadi solusi bagi para pelaku usaha sehingga komoditas teh Indonesia akan tetap eksis.

                                                                                  ---

Keterangan Lebih Lanjut:

Annisa Rosdiana

Sekretaris

Pusat Penelitian Teh dan Kina

Telp: +6222 5928186

Ponsel: +6281772863764

email: secretariat@iritc.org

Kontribusi dan Trend Komoditas Perkebunan dalam Pengembangan Wilayah Provinsi Sumatera Selatan

Pusat Penelitian Karet Sembawa, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan.
Rabu, 15 November 2023

Upaya menyikapi kelangsungan dan kemajuan inovasi riset sektor perkebunan terus dilakukan dengan menindaklanjuti program riset unggulan berjudul “Kontribusi dan Trend Komoditas Perkebunan dalam Pengembangan Wilayah Sentra Perkebunan” yang menjadi fokus Holding Perkebunan PTPN III (Persero) melalui PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN) selaku anak perusahaan untuk unggul dan berdaya saing demi keberlanjutan hulu hilir komoditas perkebunan di skala domestik dan internasional.

Pusat Penelitian Karet (PPK) sebagai satu-satunya lembaga riset RPN yang memiliki sumber daya peneliti handal di bidang perkaretan ditunjuk sebagai pelaksana kegiatan FGD yang membahas ruang lingkup prospek, kebijakan dan eksistensi kinerja stakeholder terkait pengembangan perkebunan karet dalam negeri khususnya sentra kebun karet di Sumatera Selatan.

Kegiatan FGD yang berlangsung di Gedung Aula Hevea PPK Sembawa diikuti setidaknya oleh 151 peserta termasuk 30 orang peserta yang hadir secara daring. Kehadiran peserta FGD mewakili unsur pemerintah yang terdiri dari Holding Perkebunan PTPN III, PT Perkebunan Nusantara 7, Kementerian Pertanian, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Badan Penelitian Pembangunan Daerah, Badan Perencanaan Statistik, Badan Standardisasi Instrumen Pertanian, Agraria Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional, Dinas Perkebunan, Dinas Pertanian, Dinas Peternakan, Dinas Perdagangan, Dinas Perindustrian, Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Pusat Penelitian Teh Kina (PPTK), Pusat Penelitian Kopi Kakao Indonesia (PPKKI), Pusat Penelitian Pengembangan Gula Indonesia (P3GI), Otoritas Jasa Keuangan serta Perbankan milik negara dan daerah. Selain itu, peserta dari berbagai lembaga lainnya seperti perusahaan perkebunan, perusahaan pupuk, perusahaan minyak dan gas, produsen manufaktur juga hadir bersama Civitas Akademika, Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (GAPKINDO), Asosiasi Petani Karet Indonesia (APKARINDO) dan perwakilan petani karet Unit Pengolahan Pemasaran Bokar (UPPB) juga hadir mengikuti serangkaian agenda acara dengan topik yang dibagi dalam tiga sesi diskusi ini.

Kearifan lokal khas daerah Kabupaten Banyuasin mengawali pembukaan FGD ini dengan pentas kesenian tari “Mantang Para”, yang seakan menceritakan kesan tentang aktifitas berkebun karet dilakukan dengan penuh semangat dan riang gembira. Kepala Pusat Penelitian Karet Dr. Suroso Rahutomo dalam sambutannya mengemukakan bahwa FGD sangat diperlukan untuk mendukung langkah strategis sebagai solusi pengembangan industri karet melalui ruang diskusi. Hal tersebut senada dengan Dr. Misnawi selaku SEVP Operasional II RPN yang menyatakan pentingnya kesinambungan dalam peningkatan produktivitas kebun secara maksimal dengan mengupayakan aspek peran sumber daya yang ada.

Pertemuan ini berlangsung dinamis dengan keaktifan peserta menyampaikan ide, gagasan dan pertanyaan kepada narasumber pada setiap sesi diskusi. Pada akhirnya diperoleh rumusan hasil FGD yaitu :

Komoditas karet berkontribusi sebagai sumber mata pencaharian bagi 2,33 Juta keluarga, devisa negara US$ 3,65 M, serta produk yang bernilai ekologis. Akan tetapi perkembangan harga karet alam dunia selama dekade terakhir mengalami stagnan rendah, yang disebabkan oleh dampak pandemi, post pandemic, dan perubahan iklim. Selain itu, adanya serangan penyakit gugur daun pestalopsiosis telah berdampak sangat signifikan terhadap produksi, produktivitas dan kualitas karet. Kondisi serangan penyakit ini pun telah menyebabkan kebun karet yang produktif menjadi tidak produktif, terlebih pada kondisi kebun karet yang sudah tidak produktif (tua). Disisi lain, konsumsi karet nasional dan global cenderung terus mengalami kenaikan. Dengan dinamika kinerja on farm dan perdagangan berimplikasi menyebabkan banyak industri pengolahan karet memenuhi bahan baku berasal dari impor untuk memenuhi konsumsi nasional dan global, untuk menghindari atau mengurangi hal tersebut perlunya dilakukan beberapa upaya dalam keberlanjutan karet rakyat di Indonesia dan dibutuhkan strategi berupa program peremajaan sesuai GAP, peningkatan protas, perbaikan harga dan compliance terhadap berbagai barrier pasar luar negeri (Sustainability dan Regulasi EU Deforestation).

Pembangunan perkebunan di Sumatera Selatan sejalan dengan visi misi “Provinsi Sumatera Selatan Maju untuk Semua” Membangun Sumatera Selatan Berbasis Ekonomi Kerakyatan dan Mendukung Sektor Pertanian, Industri, dan UMKM yang Tangguh untuk Mengatasi Pengangguran dan Kemiskinan Baik di perkotaan maupun di Pedesaan. Peran strategis komoditas perkebunan di Provinsi Sumatera Selatan terlihat dari trend dan kontribusi nilai ekspor perkebunan berada di urutan kedua sebagai komoditas ekspor tertinggi adalah Karet dan barang dari Karet dengan nilai sebesar US$1.465,12 juta (19,32 persen). Sumatera Selatan dikenal sebagai penghasil karet terbesar di Indonesia pada tahun 2022 dan dilanjutkan Sumatera Utara, Jambi, serta Riau, dengan total produksi karet alam Indonesia adalah 3,14 juta. Dari segi konsumsi tahun 2021, industri karet hilir terbesar pada konsumsi industri ban sebesar 248.598 ton (28%), dilanjutkan dengan MRG (15%), alas kaki (11%), dan ban vulkanisir (11%). Jadi hasil dari karet 80% diekspor, dan 20% untuk industri ban.

Adapun berbagai tantangan yang dihadapi pelaku usaha karet alam saat ini yaitu terbatasnya akses pembiayaan, kesiapan digital, akses pemasaran, serta kemauan untuk mengembangkan. Dalam menanggulangi hal tersebut diperlukan beberapa upaya seperti replacement tanaman tua dengan klon unggul, pada teknologi yang dikembangkan berupa inovasi pembuatan lateks pekat secara pendadihan dan produk hilir yang seperti dalaman bola (bliter), busa alam, sebutret dan karet gelang. Pada diskusi FGD ini juga terdapat diskusi mengenai Perbankan mempertimbangkan harga komoditas karet untuk pemberian kredit, karena terkait kemampuan pengembalian kredit oleh petani. OJK akan mempelajari skema kredit terbaik untuk petani karet. Perbaikan harga di sektor hulu perlu ditarik pengembangan sektor hilirnya. Selain itu dalam pemasaran karet dapat melalui UPPB sebagai alternatif menjual karet dengan harga yang lebih tinggi. Puslit Karet berkomitmen melakukan pembinaan ke petani untuk dapat melakukan hilirisasi agar dapat meningkatkan nilai tambah hasil perkebunan karet menjadi produk/barang jadi.

PT Riset Perkebunan Nusantara selaku pengarah dalam pelaksanaan kegiatan FGD ini, mengapresiasi dukungan dan partisipasi para pihak termasuk mitra kerja Pusat Penelitian Karet yang membantu FGD berjalan dengan lancar.

PT Riset Perkebunan Nusantara mengucapkan terima kasih kepada Holding Perkebunan PT PN III atas kepercayaannya dan terselenggaranya serangkaian acara sehingga hasil kegiatan riset unggulan ini dapat tercapai dengan baik. Komitmen bersama tentunya menjadi penting untuk kemajuan Perusahaan demi mengapai tujuan dari seluruh bentuk dan upaya pembangunan berkelanjutan yang selaras dengan core value AKHLAK, BUMN untuk Negeri.

Acara ini juga diliput berbagai media cetak maupun elektronik seperti :
https://www.akselnews.com/riset-perkebunan-nusantara-sebut-sawit-primadona-produksi-karet-turun-karena-ini/
https://sumselupdate.com/fgd-temukan-solusi-terkait-perkebunan-di-sumsel/
https://sumeks.disway.id/read/687419/fgd-kontribusi-dan-tren-komoditas-diharap-bisa-berikan-solusi-masalah-perkebunan
https://www.rri.co.id/daerah/445099/produksi-karet-makin-turun-rpn-perlu-solusi-segera?utm_source=news_main&utm_medium=internal_link&utm_campaign=general_campaign

Kunjungan Tamu Staf Khusus Gubernur SumSel

Kunjungan Tamu Staf Khusus Gubernur Provinsi Sumatera Selatan
Dr. Brigjen Purn. H. Zulkarnaen dan Ir. H. Kani Daah, MM ke Pusat Penelitian Karet Sembawa
yang diterima langsung oleh Kepala Pusat Penelitian Karet Dr. Edy Suprianto beserta Para Kepala Bagian
pada 9 Maret 2021, dalam rangka diskusi ringan terkait implementasi dan kemajuan sektor perkebunan karet dan sawit yang berbasis riset mendukung Visi dan Misi Gubernur:
“ Sumatera Selatan Maju, Petani Makmur “

Kembangkan Hilirisasi Produk Lateks, Sekda Muba Datangi Puslit Karet Sembawa

SEMBAWA - Meski operasional pabrik aspal karet di Kabupaten Musi Banyuasin telah berjalan, Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin dibawah kepemimpinan Bupati Dr Dodi Reza Alex Noerdin Lic Econ MBA tak pernah berhenti mengembangkan hilirisasi produk lateks.
"Prinsipnya kan serapan karet petani rakyat di Muba ini harus terus tinggi, demi meningkatkan kesejahteraan petani karet. Makanya berbagai upaya, termasuk untuk terus mengembangkan hilirisasi produk lateks akan terus kita lakukan," ucap Sekda Muba Drs ApriyadiMSi di sela kunjungan ke Pusat Penelitian(Puslit) Karet Sembawadalam rangka Studi Pembelajaran dan Penjajakan Kerjasama dalam rangkaPengembangan Hilirisasi Industri Karet Berbasis Masyarakat, Selasa (2/2/2021).

Dikatakan Apriyadi, pabrik aspal karet yang telah berdiri di Kabupaten Muba akan mampu menyerap 20 ribu lateks pekat produksi petani Muba, Pemkab Muba terus berupaya meningkatkan harga karet alam.
"Hari ini kita penjajakan kerjasama, produk hilir apa saja yang bisa kita kembangkan, seperti bantal lateks, produksi karet gelang, souvernir karet, balon atau sarung tangan," kata Sekda.

Lanjutnya pengembangan hilirisasi komoditas karet itu akan dilakukan oleh petani karet di Kabupaten Muba dengan dorongan pemerintah daerah dan bantuan teknologi dari Puslit Karet Sembawa.
"Mudah-mudahan keinginan kita ini bisa cepat terwujud, petani bisa memproduksi produk-produk turunan karet sendiri, langkah ini untuk mendongkrak kesejahteraan petani karet juga memberikan nilai tambah serta meningkatkan kesejahteraan petani karet rakyat," ulasnya.

Kepala Pusat Penelitian (Puslit) Karet Sembawa, Dr Edy Suprianto menilai Pemkab Muba mempunyai komitmen tinggi dalam upaya pengembangan sektor hilirisasi karet. "Ini sudah terbukti, salah satunya dengan pendirian pabrik aspal karet," ucapnya.
Edy menambahkan, Puslit Karet siap bersinergi dengan Pemkab Muba untuk memaksimalkan upaya pengembangan hilirisasi produk lateks di Kabupaten Muba.
"Kami yakin, Muba ini akan menjadi sentra nantinya serta percontohan khususnya di Sumsel dalam rangka pengembangan hilirisasi produk lateks yang tentunya sangat berdampak positif bagi petani karet rakyat," tandasnya.

Dalam kesempatan kunjungan ke Pusat Penelitian(Puslit) Karet Sembawa, Sekda Muba Drs Apriyadi MSi didampingi Asisten Bidang Pengembangan Perekonomian dan Pembangunan Setda Muba H Yusuf Amilin dan Kepala Perangkat Daerah Muba juga turut diterima langsung oleh Peneliti Fisiologi/ Kabag Penelitian & Pengembangan Puslit Karet Sembawa Dr Radite Tistama, Kabag Usaha Puslit Karet Sembawa Afrizal Vachlepi, MT, Kabag Bahan Tanam Puslit Karet Sembawa Ir Bambang Mulyadi, Peneliti Sosial Ekonomi/ Kasub SPI Dwi Shinta Agustina.