14/01/2025

Berita

Kontribusi dan Trend Komoditas Perkebunan dalam Pengembangan Wilayah Provinsi Sumatera Selatan

Pusat Penelitian Karet Sembawa, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan.
Rabu, 15 November 2023

Upaya menyikapi kelangsungan dan kemajuan inovasi riset sektor perkebunan terus dilakukan dengan menindaklanjuti program riset unggulan berjudul “Kontribusi dan Trend Komoditas Perkebunan dalam Pengembangan Wilayah Sentra Perkebunan” yang menjadi fokus Holding Perkebunan PTPN III (Persero) melalui PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN) selaku anak perusahaan untuk unggul dan berdaya saing demi keberlanjutan hulu hilir komoditas perkebunan di skala domestik dan internasional.

Pusat Penelitian Karet (PPK) sebagai satu-satunya lembaga riset RPN yang memiliki sumber daya peneliti handal di bidang perkaretan ditunjuk sebagai pelaksana kegiatan FGD yang membahas ruang lingkup prospek, kebijakan dan eksistensi kinerja stakeholder terkait pengembangan perkebunan karet dalam negeri khususnya sentra kebun karet di Sumatera Selatan.

Kegiatan FGD yang berlangsung di Gedung Aula Hevea PPK Sembawa diikuti setidaknya oleh 151 peserta termasuk 30 orang peserta yang hadir secara daring. Kehadiran peserta FGD mewakili unsur pemerintah yang terdiri dari Holding Perkebunan PTPN III, PT Perkebunan Nusantara 7, Kementerian Pertanian, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Badan Penelitian Pembangunan Daerah, Badan Perencanaan Statistik, Badan Standardisasi Instrumen Pertanian, Agraria Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional, Dinas Perkebunan, Dinas Pertanian, Dinas Peternakan, Dinas Perdagangan, Dinas Perindustrian, Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Pusat Penelitian Teh Kina (PPTK), Pusat Penelitian Kopi Kakao Indonesia (PPKKI), Pusat Penelitian Pengembangan Gula Indonesia (P3GI), Otoritas Jasa Keuangan serta Perbankan milik negara dan daerah. Selain itu, peserta dari berbagai lembaga lainnya seperti perusahaan perkebunan, perusahaan pupuk, perusahaan minyak dan gas, produsen manufaktur juga hadir bersama Civitas Akademika, Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (GAPKINDO), Asosiasi Petani Karet Indonesia (APKARINDO) dan perwakilan petani karet Unit Pengolahan Pemasaran Bokar (UPPB) juga hadir mengikuti serangkaian agenda acara dengan topik yang dibagi dalam tiga sesi diskusi ini.

Kearifan lokal khas daerah Kabupaten Banyuasin mengawali pembukaan FGD ini dengan pentas kesenian tari “Mantang Para”, yang seakan menceritakan kesan tentang aktifitas berkebun karet dilakukan dengan penuh semangat dan riang gembira. Kepala Pusat Penelitian Karet Dr. Suroso Rahutomo dalam sambutannya mengemukakan bahwa FGD sangat diperlukan untuk mendukung langkah strategis sebagai solusi pengembangan industri karet melalui ruang diskusi. Hal tersebut senada dengan Dr. Misnawi selaku SEVP Operasional II RPN yang menyatakan pentingnya kesinambungan dalam peningkatan produktivitas kebun secara maksimal dengan mengupayakan aspek peran sumber daya yang ada.

Pertemuan ini berlangsung dinamis dengan keaktifan peserta menyampaikan ide, gagasan dan pertanyaan kepada narasumber pada setiap sesi diskusi. Pada akhirnya diperoleh rumusan hasil FGD yaitu :

Komoditas karet berkontribusi sebagai sumber mata pencaharian bagi 2,33 Juta keluarga, devisa negara US$ 3,65 M, serta produk yang bernilai ekologis. Akan tetapi perkembangan harga karet alam dunia selama dekade terakhir mengalami stagnan rendah, yang disebabkan oleh dampak pandemi, post pandemic, dan perubahan iklim. Selain itu, adanya serangan penyakit gugur daun pestalopsiosis telah berdampak sangat signifikan terhadap produksi, produktivitas dan kualitas karet. Kondisi serangan penyakit ini pun telah menyebabkan kebun karet yang produktif menjadi tidak produktif, terlebih pada kondisi kebun karet yang sudah tidak produktif (tua). Disisi lain, konsumsi karet nasional dan global cenderung terus mengalami kenaikan. Dengan dinamika kinerja on farm dan perdagangan berimplikasi menyebabkan banyak industri pengolahan karet memenuhi bahan baku berasal dari impor untuk memenuhi konsumsi nasional dan global, untuk menghindari atau mengurangi hal tersebut perlunya dilakukan beberapa upaya dalam keberlanjutan karet rakyat di Indonesia dan dibutuhkan strategi berupa program peremajaan sesuai GAP, peningkatan protas, perbaikan harga dan compliance terhadap berbagai barrier pasar luar negeri (Sustainability dan Regulasi EU Deforestation).

Pembangunan perkebunan di Sumatera Selatan sejalan dengan visi misi “Provinsi Sumatera Selatan Maju untuk Semua” Membangun Sumatera Selatan Berbasis Ekonomi Kerakyatan dan Mendukung Sektor Pertanian, Industri, dan UMKM yang Tangguh untuk Mengatasi Pengangguran dan Kemiskinan Baik di perkotaan maupun di Pedesaan. Peran strategis komoditas perkebunan di Provinsi Sumatera Selatan terlihat dari trend dan kontribusi nilai ekspor perkebunan berada di urutan kedua sebagai komoditas ekspor tertinggi adalah Karet dan barang dari Karet dengan nilai sebesar US$1.465,12 juta (19,32 persen). Sumatera Selatan dikenal sebagai penghasil karet terbesar di Indonesia pada tahun 2022 dan dilanjutkan Sumatera Utara, Jambi, serta Riau, dengan total produksi karet alam Indonesia adalah 3,14 juta. Dari segi konsumsi tahun 2021, industri karet hilir terbesar pada konsumsi industri ban sebesar 248.598 ton (28%), dilanjutkan dengan MRG (15%), alas kaki (11%), dan ban vulkanisir (11%). Jadi hasil dari karet 80% diekspor, dan 20% untuk industri ban.

Adapun berbagai tantangan yang dihadapi pelaku usaha karet alam saat ini yaitu terbatasnya akses pembiayaan, kesiapan digital, akses pemasaran, serta kemauan untuk mengembangkan. Dalam menanggulangi hal tersebut diperlukan beberapa upaya seperti replacement tanaman tua dengan klon unggul, pada teknologi yang dikembangkan berupa inovasi pembuatan lateks pekat secara pendadihan dan produk hilir yang seperti dalaman bola (bliter), busa alam, sebutret dan karet gelang. Pada diskusi FGD ini juga terdapat diskusi mengenai Perbankan mempertimbangkan harga komoditas karet untuk pemberian kredit, karena terkait kemampuan pengembalian kredit oleh petani. OJK akan mempelajari skema kredit terbaik untuk petani karet. Perbaikan harga di sektor hulu perlu ditarik pengembangan sektor hilirnya. Selain itu dalam pemasaran karet dapat melalui UPPB sebagai alternatif menjual karet dengan harga yang lebih tinggi. Puslit Karet berkomitmen melakukan pembinaan ke petani untuk dapat melakukan hilirisasi agar dapat meningkatkan nilai tambah hasil perkebunan karet menjadi produk/barang jadi.

PT Riset Perkebunan Nusantara selaku pengarah dalam pelaksanaan kegiatan FGD ini, mengapresiasi dukungan dan partisipasi para pihak termasuk mitra kerja Pusat Penelitian Karet yang membantu FGD berjalan dengan lancar.

PT Riset Perkebunan Nusantara mengucapkan terima kasih kepada Holding Perkebunan PT PN III atas kepercayaannya dan terselenggaranya serangkaian acara sehingga hasil kegiatan riset unggulan ini dapat tercapai dengan baik. Komitmen bersama tentunya menjadi penting untuk kemajuan Perusahaan demi mengapai tujuan dari seluruh bentuk dan upaya pembangunan berkelanjutan yang selaras dengan core value AKHLAK, BUMN untuk Negeri.

Acara ini juga diliput berbagai media cetak maupun elektronik seperti :
https://www.akselnews.com/riset-perkebunan-nusantara-sebut-sawit-primadona-produksi-karet-turun-karena-ini/
https://sumselupdate.com/fgd-temukan-solusi-terkait-perkebunan-di-sumsel/
https://sumeks.disway.id/read/687419/fgd-kontribusi-dan-tren-komoditas-diharap-bisa-berikan-solusi-masalah-perkebunan
https://www.rri.co.id/daerah/445099/produksi-karet-makin-turun-rpn-perlu-solusi-segera?utm_source=news_main&utm_medium=internal_link&utm_campaign=general_campaign

Kunjungan Tamu Staf Khusus Gubernur SumSel

Kunjungan Tamu Staf Khusus Gubernur Provinsi Sumatera Selatan
Dr. Brigjen Purn. H. Zulkarnaen dan Ir. H. Kani Daah, MM ke Pusat Penelitian Karet Sembawa
yang diterima langsung oleh Kepala Pusat Penelitian Karet Dr. Edy Suprianto beserta Para Kepala Bagian
pada 9 Maret 2021, dalam rangka diskusi ringan terkait implementasi dan kemajuan sektor perkebunan karet dan sawit yang berbasis riset mendukung Visi dan Misi Gubernur:
“ Sumatera Selatan Maju, Petani Makmur “

Kembangkan Hilirisasi Produk Lateks, Sekda Muba Datangi Puslit Karet Sembawa

SEMBAWA - Meski operasional pabrik aspal karet di Kabupaten Musi Banyuasin telah berjalan, Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin dibawah kepemimpinan Bupati Dr Dodi Reza Alex Noerdin Lic Econ MBA tak pernah berhenti mengembangkan hilirisasi produk lateks.
"Prinsipnya kan serapan karet petani rakyat di Muba ini harus terus tinggi, demi meningkatkan kesejahteraan petani karet. Makanya berbagai upaya, termasuk untuk terus mengembangkan hilirisasi produk lateks akan terus kita lakukan," ucap Sekda Muba Drs ApriyadiMSi di sela kunjungan ke Pusat Penelitian(Puslit) Karet Sembawadalam rangka Studi Pembelajaran dan Penjajakan Kerjasama dalam rangkaPengembangan Hilirisasi Industri Karet Berbasis Masyarakat, Selasa (2/2/2021).

Dikatakan Apriyadi, pabrik aspal karet yang telah berdiri di Kabupaten Muba akan mampu menyerap 20 ribu lateks pekat produksi petani Muba, Pemkab Muba terus berupaya meningkatkan harga karet alam.
"Hari ini kita penjajakan kerjasama, produk hilir apa saja yang bisa kita kembangkan, seperti bantal lateks, produksi karet gelang, souvernir karet, balon atau sarung tangan," kata Sekda.

Lanjutnya pengembangan hilirisasi komoditas karet itu akan dilakukan oleh petani karet di Kabupaten Muba dengan dorongan pemerintah daerah dan bantuan teknologi dari Puslit Karet Sembawa.
"Mudah-mudahan keinginan kita ini bisa cepat terwujud, petani bisa memproduksi produk-produk turunan karet sendiri, langkah ini untuk mendongkrak kesejahteraan petani karet juga memberikan nilai tambah serta meningkatkan kesejahteraan petani karet rakyat," ulasnya.

Kepala Pusat Penelitian (Puslit) Karet Sembawa, Dr Edy Suprianto menilai Pemkab Muba mempunyai komitmen tinggi dalam upaya pengembangan sektor hilirisasi karet. "Ini sudah terbukti, salah satunya dengan pendirian pabrik aspal karet," ucapnya.
Edy menambahkan, Puslit Karet siap bersinergi dengan Pemkab Muba untuk memaksimalkan upaya pengembangan hilirisasi produk lateks di Kabupaten Muba.
"Kami yakin, Muba ini akan menjadi sentra nantinya serta percontohan khususnya di Sumsel dalam rangka pengembangan hilirisasi produk lateks yang tentunya sangat berdampak positif bagi petani karet rakyat," tandasnya.

Dalam kesempatan kunjungan ke Pusat Penelitian(Puslit) Karet Sembawa, Sekda Muba Drs Apriyadi MSi didampingi Asisten Bidang Pengembangan Perekonomian dan Pembangunan Setda Muba H Yusuf Amilin dan Kepala Perangkat Daerah Muba juga turut diterima langsung oleh Peneliti Fisiologi/ Kabag Penelitian & Pengembangan Puslit Karet Sembawa Dr Radite Tistama, Kabag Usaha Puslit Karet Sembawa Afrizal Vachlepi, MT, Kabag Bahan Tanam Puslit Karet Sembawa Ir Bambang Mulyadi, Peneliti Sosial Ekonomi/ Kasub SPI Dwi Shinta Agustina.

Hari Perkebunan Nasional (HARBUNAS) Ke 63 di Musi Banyuasin

Sebagai lembaga Pusat Unggulan Iptek Nasional, Pusat Penelitian Karet ikut berpartisipasi dalam kegiatan peringatan Hari Perkebunan Nasional (HARBUNAS) ke-63 tahun yang diadakan oleh Dinas Perkebunan Kabupaten Musi Banyuasin pada tanggal 17 Desember 2020. Kegiatan yang bertema “OPTIMALISASI EKSPORT PERKEBUNAN DALAM UPAYA PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL” yang diadakan di Gedung Opp Room, Sekayu, Musi Banyuasin, dibuka oleh Bupati Kabupaten Musi Banyuasin Bapak Dr. H. Dodi reza Alex Noerdin yang didampingi oleh Kepala Dinas Perkebunan Musi Banyuasin Akhmad Toyibir, S.STP, MM.

Pada kesempatan tersebut Pusat Penelitian Karet telah mempromosikan produk-produk hasil inovasi penelitian unggulan diantaranya adalah bibit karet unggul klon seri IRR, produk sarana produksi pembeku lateks (Deorub) dan formula berbasis bahan nabati (Antico F-96) yang bermanfaat sebagai pengendali gangguan KAS pada tanaman karet serta informasi inovasi yang sudah dituangkan dalam bentuk publikasi buku pedoman teknis budidaya karet, booklet, leaflet dan standing banner.

Pada saat kunjungan ke stand Pusat Penelitian Karet, Bupati Musi Banyuasin menyampaikan apresiasi kepada Pusat Penelitian Karet yang telah berkontribusi menghasilkan teknologi untuk kemajuan perkebunan karet di Kabupaten Musi Banyuasin dan sumatera Selatan khususnya serta Indonesia secara umum. Pada kesempatan tersebut juga disampaikan bahwa teknologi aspal karet yang saat ini sedang diterapkan di kabupaten Musi Banyausin diharapkan mampu menyerap produksi lateks rakyat dan memberi nilai tambah buat petani karet.

INOVASI TEKNOLOGI UNTUK RAKYAT

INOVASI TEKNOLOGI UNTUK RAKYATPada tanggal 2 Desember 2020, Pusat Penelitian Karet bekerja sama dengan SKK Migas - ConocoPhillips (Grissik) Ltd. (CPGL), mengadakan webinar. Webinar ini merupakan bagian dari kegiatan pembinaan petani di wilayah kerja CPGL pada kondisi Pandemi Covid 19. Webinar diikuti oleh sebanyak kurang lebih 40 orang petani bina CPGL mulai dari Angkatan 2013 – Angkatan 2019. Tema yang diangkat pada webinar kali ini adalah “Peningkatan Produksi Getah Karet untuk Mendukung Pengolahan Barang Jadi”. Webinar menghadirkan dua orang pembicara dari Pusat Penelitian Karet. Pembicara pertama, Martini Aji, S.P., memberikan materi mengenai Penerapan Prinsip Dasar Penyadapan untuk Mendukung Hilirisasi Karet Rakyat. Selanjutnya pembicara kedua, Afrizal Vachlepi, S.TP., M.T., memberikan materi mengenai Hilirisasi Karet Alam berbasis Lateks. Dipimpin oleh moderator Dr. Tri Rapani Febbiyanti, diskusi berjalan dengan baik dan suasana hangat sangat terasa di antara petani bina, peserta webinar. Melalui webinar ini diharapkan petani bina dapat menerapkan prinsip penyadapan sesuai rekomendasi sehingga produksi dapat ditingkatkan. Selanjutnya dengan produksi tersebut, petani dapat menginisiasi terbentuknya unit pengolahan barang jadi karet berbasis lateks di tingkat petani.

INOVASI UNTUK NEGERI PERESMIAN UNIT PENGOLAHAN ASPAL KARET BERBASIS LATEKS TERPRAVULKANISASI DAN UJI GELAR ASPAL KARET DI KABUPATEN MUSI BANYUASIN, SUMATERA SELATAN

Pusat Penelitian Karet bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Musi Banyuasin dan PT. Jaya Trade Indonesia telah membangun unit pertama pengolahan aspal karet berbasis lateks terpravulkanisasi di Indonesia. Unit tersebut diresmikan oleh Gubernur Sumatera Selatan didampingi Bupati Musi Banyuasin, Kepala Pusat Penelitian Karet dan berbagai pihak terkait pada hari Senin, 26 Oktober 2020 di Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Pada kesempatan tersebut juga dilakukan uji gelar aspal karet jalan desa Muara Teladan, Sekayu. Bupati Musi Banyuasin, Dr. Dodi Reza Alex Nurdin, menyampaikan bahwa dengan teknologi aspal karet yang dihasilkan oleh Pusat Penelitian Karet tersebut diharapkan mampu membantu peningkatan harga dan penyerapan lateks petani karet khususnya di Sumatera Selatan. Ditambahkan oleh Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Musi Banyuasin, Iskandar, bahwa ke dapannya di tahun 2021 direncanakan Musi Banyuasin akan menggunakan aspal karet sepanjang 30 – 40 KM dengan anggaran sekitar 50 – 100 milyar rupiah.Unit Pengolahan aspal karet tersebut mampu memproduksi 45 ton aspal karet per hari sehingga kebutuhan lateks pravulkanisasinya adalah sekitar 3 ton per hari. Volume ini setara dengan pembuatan jalan nasional dengan sepanjang 1 km dengan lebar 7 meter. Dengan berdirinya unit produksi aspal karet ini diharapkan menjadi awal yang baik dalam penerapan aspal karet oleh pemerintah baik pusat maupun daerah di Indonesia.

Berdirinya unit pengolahan aspal karet yang merupakan hasil Kerjasama Pemkab Musi Banyuasin dan PT Jaya Trade Indonesia ini tidak lain adalah hasil penelitian Pusat Penelitian Karet Bersama dengan Pusjatan yang didukung oleh kementerian Riset dan teknologi dan Kementerian Perindustrian adalah wujud peran serta anak bangsa pada pengembangan IPTEK sekaligus mendongkrak pemanfaatan karet dalam negeri untuk memberikan nilai tambah bagi petani karet pada khususnya.

Proses pengaspalan jalan menggunakan aspal karet

Peresmian oleh Gubernur Sumatera Selatan dan Bupati Musi Banyuasin

Kata Sambutan dari Gubernur Sumatera Selatan

Kata Sambutan dari Bupati Musi Banyuasin

Konferensi Pers Peresmian Instalasi Pengolahan Aspal Karet

Tim Pusat Penelitian Karet bersama dengan PUPR dan BAPPEDA Musi Banyuasin

Penandatanganan Piagam Kerjasama Antara Pusat Penelitian Karet dan Politeknik Negeri Sriwijaya

Sembawa -- Pusat Penelitian Karet dan Politeknik Negeri Sriwijaya melakukan penandatanganan Piagam Kerjasama dalam hal penyelenggaraan Kerja Praktek atau Program Magang Mahasiswa dan Dosen Politeknik Negeri Sriwijaya serta peningkatan sumber daya manusia pendidikan. Penandatanganan Piagam Kerjasama pada tanggal 8 Juli 2020 ini dilakukan secara langsung oleh Kepala Pusat Penelitian Karet, Dr. Edy Suprianto dengan Direktur Politeknik Negeri Sriwjaya, Dr. Dipl. Ing. Ahmad Taqwa, MT. Dalam acara penandatanganan ini dari Politeknik Negeri Sriwijaya hadir juga Pembantu Direktur Drs. Zakaria, MPd; Koordinator Kampus Banyuasin Ir.H. Zulkarnain; dan Wakil Koordinator Ir. Iskandar, SP, MM.

Kunjungan Kerja DPRD Provinsi Jambi

Komisi II DPRD Provinsi Jambi melakukan Kunjungan Kerja dalam rangka Studi Banding ke Pusat Penelitian Karet Sembawa hari Selasa tanggal 16 Juni 2020. Kegiatan studi banding kali ini dipimpin langsung oleh Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi Pinto Jayanegara, S.Psi, M.Si, BA dan Rocky Candra, SE. Hadir juga dalam kunjungan ini Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi H. Agus Rizal. Kunjungan kerja ini diterima secara langsung oleh Direktur Pusat Penelitian Karet, Dr. Edy Suprianto.

SERI DISKUSI TEKNIS KARET ‘”Pestalotiopsis Kembali Mengancam Produksi Karet Nasional”

Pusat Penelitian Karet telah menyelenggarakan Webinar Seri Diskusi Teknis Karet dengan tema ‘‘Pestalotiopsis Kembali Mengancam Produksi Karet Nasional’ pada 18 Mei 2020. Seri Diskusi Teknis ini mengundang 3 (tiga) narasumber yakni: 1) Ardi Praptono, S.P., M.Agr. Direktur Perlindungan Perkebunan Direktorat Jenderal Perkebunan; 2) Dr Tri Rappani Febbiyanti Kepala Kelompok Peneliti Proteksi Tanaman Pusat Penelitian Karet; dan 3) Rudi Arianto, S.P Asisten Kepala Kebun Bandar Betsy PTPN III.  Materi yang disampaikan antara lain: Kebijakan dan Program Pemerintah dalam Pengendalian Penyakit Gugur Daun di Perkebunan Rakyat, Epidemi dan Pengendalian Penyakit Gugur Daun Pestalotiopsis pada Tanaman Karet, dan Strategi dan Pengalaman Pengendalian Gugur Daun Pestalotiopsis di PT Perkebunan Nusantara III. Webinar ini diikuti oleh 77 peserta aktif dari berbagai kalangan dan dimoderatori oleh Dr Radite Tristama (Kepala Bagian Penelitian dan Pengembangan Pusat Penelitian Karet). Pada akhir webinar, Direktur Riset dan Pengembangan PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN), Dr Gede Wibawa, menyampaikan bahwa (1) Penyakit gugur daun Pestalotiopsis merupakan penyakit penting tanaman karet dan menjadi fokus utama riset dan pengembangan, baik oleh Puslit Karet maupun melalui kerja sama riset global dengan IRRDB, (2) Mengingatnya besarnya dampak penyakit gugur daun Pestalotiopsis terhadap produksi diperlukan fasilitasi pemerintah dalam upaya pengendalian melalui program-program dari Direktorat Perlidungan Perkebunan, dan (3) Puslit Karet masih sangat terbuka dan siap membantu dan bekerja sama dengan Ditjenbun dalam rangka monitoring penyakit gugur daun, dan (4) PT RPN melalui Puslit Karet juga masih terus mendampingi PTPN Group dalam kegiatan pengendalian penyakit gugur daun di kebun-kebun lingkup PTPN. Materi webinar dapat diunduh pada tautan dibawah ini dan rekaman webinar dapat diakses melalui Youtube https://www.youtube.com/watch?v=oLv1J7YsvGg.

Kunjungan Sekjen IRRDB

Puslit Karet menerima kunjungan dari Sekjen
IRRDB Datuk Dr. A.Aziz  dan tim peneliti
IRRDB yaitu Dr. Murnita dan Mr. Tajudin Ismail dan dosen Universitas Negri
Malang, Dr. Ike Sari Astuti.  Dalam kunjungan tersebut,
ikut serta dosen dan mahasiswa dari The University of Queensland yaitu

  • Professor
    Victor Galea – Deputy Head of School, School
    of Agriculture and Food Sciences, UQ
  • Dr. Anthony Young, Senior Lecturer- Crop Protection, School of
    Agriculture and Food Sciences, UQ
  • Dr. Ammar Abdul Aziz, Lecturer- Agribusiness, UQ
  • Ms. Fathin Ayuni Azizan, Graduate student, UQ

Tujuan kunjungan adalah membuat kerjasama riset dan pertukaran pengalaman dalam menanggulangi penyakit khususnya penyakit gugur daun yang disebabkan oleh Pestalotiopsis.  Diskusi umum dilakukan di Balai Penelitian Teknologi Karet, Bogor dan dilanjutkan penyampaian kuliah umum oleh Prof Victor Galea di IPB dan dilanjutkan kunjungan lapang ke Pusat Penelitian Karet di Sembawa, Sumsel.