Tentang Kami
Penghargaan
Penghargaan
Organisasi
Organisasi
Pusat Penelitian Karet mempunyai mandat untuk melakukan penelitian dan pengembangan yang berkaitan dengan teknologi dalam pengembangan industri perkaretan. Untuk mencapai visi dan menjalankan misinya, seluruh sumberdaya yang dimiliki dihimpun dan digerakkan melalui organisasi dengan mengedepankan azas efisiensi dan efektifitas, serta bersifat dinamis dalam menghadapi tantangan dan selalu bersifat inovatif dalam pengembangan teknologi untuk kebutuhan stakeholders.
Pusat Penelitian Karet terdiri dari Kantor Pusat dan satu Unit Riset yaitu:
- Kantor Pusat di Sembawa-Sumatera Selatan
- Unit Riset Sungei Putih, Deli Serdang, Sumatera Utara
Dalam mengelola organisasi, Kepala Pusat Penelitian (Kapuslit) berkedudukan di Kantor Pusat dan mempunyai fungsi penentu kebijakan, koordinasi, supervisi, dan evaluasi program penelitian dan pengembangan, serta sentralisasi administrasi umum/SDM. Pada Kantor Pusat, Kapuslit dibantu oleh 4 (empat orang) pejabat lapis dua yang terdiri atas Kepala Bagian Penelitian dan Pengembangan (Kabag.litbang), Kepala Bagian Usaha (Kabag. Usaha), Kepala Bagian Keuangan, SDM & Umum (Kabag. KSU), dan Kepala Kebun Produksi & Percobaan (Kabag. KPP).
Selain itu, Kepala Unit (Kanit), membantu Kapuslit dalam operasionalisasi program penelitian dan pengembangan serta pengelolaan aset di lingkup Unit Riset yang dikelolanya. Kapuslit dibantu oleh Satuan Pengendalian Interal (SPI) yang mempunyai fungsi melakukan pengawasan/pengendalian dan bertanggung jawab langsung kepada Kapuslit.
Para peneliti merupakan jabatan fungsional yang sesuai dengan penekanan program penelitian Kelompok Penelitian masing-masing. Pejabat fungsional peneliti mempunyai tugas menyusun rencana kerja, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan hasil penelitian.satu
STRUKTUR ORGANISASI PUSAT PENELITIAN KARET
Kepala Puslit
Kepala Bagian & Kepala Unit Riset
Ketua Kelompok Peneliti
Kepala Sub-Bagian & Manajer
Asisten Sub Bagian, Asisten Manajer & Asisten Kebun
Penanggung Jawab
CHART ORGANISASI PUSAT PENELITIAN KARET
Visi & Misi
VISI
Sebagai unit kerja di bawah PT RPN, visi Puslit Karet merupakan bagian integral dari visi PT RPN tahun 2025, yang dirumuskan sebagai berikut:
“Menjadi lembaga berbasis riset dan pengembangan teknologi perkebunan karet berkelas dunia, berdaya saing dan berkelanjutan”
MISI
1. Sesuai dengan mandat yang diberikan maka misi dari Puslit Karet adalah:
2. Menghasilkan inovasi, merekayasa, dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan pelaku bisnis perkebunan dan industri karet
3. Memasyarakatkan secara intensif inovasi teknologi hasil penelitian kepada pengguna
4. Menyediakan jasa kepakaran di bidang perkebunan dan industri karet
5. Mendukung terciptanya industri berbasis karet yang ramah lingkungan guna mempertahankan kelestarian agroindustri
6. Melakukan upaya-upaya yang mengarah pada peningkatan nilai dan laba institusi, kesejahteraan karyawan dan manfaat bagi pemangku kepentingan lainnya.
STRATEGI
Menghasilkan dan memasarkan teknologi perkebunan karet yang dibutuhkan oleh pengguna, menyediakan jasa kepakaran, melaksanakan tanggungjawab sosial (CSR), dan mengembangkan investasi produktif.
Sejarah
Sejarah
Pengembangan lembaga penelitian karet diawali dari pembentukan Buitenzorg Botanic Garden di Bogor, Jawa Barat pada tahun 1890-an, yang mulai melakukan penelitian tanaman perkebunan antara lain: teh, kopi, tembakau dan karet. Selanjutnya, sejak tahun 1900-an dibentuk lembaga-lembaga penelitian perkebunan di berbagai daerah dengan masing-masing mandat komoditas, antara lain: “Algemeen Proefstation voor Thee” di Bogor (1916), “Proefstation voor Rubber” di Bogor (1915), and “Besoekisch Proefstation” di Jember (1912). Pada tahun 1933 berbagai lembaga penelitian perkebunan yang ada disatukan ke dalam pusat penelitian perkebunan “Centrale Proefstation Vereniging” (CPV) sebagai berikut: “Proefstation der CPV” Bogor, “Proefstation der CPV” Malang, “Proefstation der CPV” Jember. Pada perkembangan selanjutnya, ketiga lembaga penelitian tersebut digabung menjadi satu lembaga penelitian perkebunan saja yaitu “Proefstation der CPV” yang berkedudukan di Bogor.
Sementara itu pemerintah Belanda pada tahun 1941 juga membentuk lembaga penelitian karet alam yang disebut dengan “”Nederlands Indische Instituut voor Rubber Onderzoek” stichting (NIRO Stichting), yang kemudian pada tahun 1948, lembaga tersebut diubah menjadi “Indonesisch Instituut vor Rubbber Onderzoek” stichting (INIRO Stichting).
Setelah proses pengambilalihan perusahaan-perusahaan Belanda oleh pemerintah republik Indonesia pada tahun 1957, maka “Proefstation der CPV” Bogor diubah namanya menjadi Balai Penyelidikan Perkebunan Besar berkedudukan di Bogor dengan cabangnya di Jember, dan “Indonesisch Instituut vor Rubbber Onderzoek” stichting (INIRO Stichting) menjadi Balai Penyelidikan dan Pemakaian Karet. Kedua Balai Penyelidikan tersebut selanjutnya digabung menjadi Balai Penelitian Perkebunan Bogor pada tahun 1968.
Setelah terbentuknya Asosiasi Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Indonesia (AP3I), nama Balai Penelitian Perkebunan Bogor diubah menjadi Pusat Penelitian Perkebunan Bogor pada tahun 1989. Tugas pokok Puslitbun Bogor antara lain melakukan penelitian rintisan untuk semua jenis komoditi perkebunan tradisional yaitu: karet, kelapa sawit, kelapa, kopi, kakao, teh dan kina.
Lembaga penelitian perkebunan lain yang melaksanakan penelitian karet pada masa lampau adalah: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Tanjung Morawa (P4TM) di Sumut (berdiri tahun 1968), Balai Penelitian Perkebunan Sungei Putih (berdiri tahun 1981) di Sumut, Balai Penelitian Perkebunan Sembawa di Sumsel (1981), dan Research Centre Getas (RC) Getas di Jawa Tengah (1968). Setelah terbentuknya Asosiasi Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Indonesia (AP3I) pada tahun 1987, maka sejak tahun 1989 ke empat lembaga penelitian karet tersebut berubah nama menjadi: Pusat Penelitian Perkebunan Tanjung Morawa (P3TM), Pusat Penelitian Perkebunan Sungei Putih, Pusat Penelitian Perkebunan Sembawa dan Pusat Penelitian Perkebunan Getas.
Pada proses selanjut, terjadi proses transformasi lembaga dari Asosiasi Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Indonesia (AP3I) menjadi Lembaga Riset Perkebunan Indonesia (LRPI) pada tahun 1992. Sejak terbentuknya LRPI tersebut, ke empat Pusat Penelitian Perkebunan (Puslitbun) yang mempunyai mandat penelitian komoditas karet tersebut di atas dikoordinasikan ke dalam lembaga Pusat Penelitian Karet yang berkedudukan di Sungei Putih (Sumut). Selain itu, bagian Pascapanen Karet di Puslitbun Bogor kemudian dipindahkan ke Puslit Karet, sehingga struktur dan unit kerja Puslit Karet sejak 1992 adalah sebagai berikut:
- Puslitbun Sungei Putih menjadi Pusat Penelitian Karet Sungei Putih.
- Puslitbun Sembawa menjadi Balai Penelitian Sembawa, dan Sekarang menjadi Pusat Penelitian Karet Sembawa
- Puslitbun Getas menjadi Balai Penelitian Getas
- Bagian Pascapanen Karet Puslitbun Bogor menjadi Balai Penelitian Teknologi Karet Bogor.
Sejak tahun 2003, Kantor Pusat Penelitian Karet di pindah ke Tanjung Morawa, Sumut, sehingga Puslit Karet Sungei Putih menjadi Balai Penelitian Sungei Putih. Selanjutnya, pada bulan April 2011 Kantor Pusat Penelitian Karet di pindah ke Bogor dan diintegrasikan ke dalam Balai Penelitian Teknologi Karet Bogor. Pada September 2019 Kantor Pusat Penelitian Karet berpindah ke Sembawa sehingga Balai Penelitian Sembawa berubah menjadi Pusat Penelitian Karet Sembawa. Unit kerja di bawah Pusat Penelitian Karet Sembawa adalah: Balai Penelitian Sungei Putih (Sumatera Utara), Balai Penelitian Teknologi Karet Bogor (Jawa Barat), dan Balai Penelitian Getas (Jawa Tengah).
Pusat Penelitian Karet Sembawa adalah salah satu unit kerja dari PT Riset Perkebunan Nusantara (PT RPN), yang merupakan transformasi dari Lembaga Riset Perkebunan Indonesia (LRPI) sejak Desember 2009. Puslit Karet Sembawa mempunyai mandat utama melaksanakan penelitian dan pengembangan komoditas karet.